View Full Version
Rabu, 11 Feb 2015

Sastrawan: Ketika di Malaysia Iklan Robot Lecehkan TKI, Jokowi Sowan Ke Malaysia Bahas Proton

JAKARTA (voa-islam.com) - Absurd dan ironis, seorang kritikus sastra terkemuka ikut komentar soal Proton. Memang pada diri Jokowi kejujurannya amat sulit dipegang, ironis.

"Ketika harga minyak dunia turun, BBM di dalam negeri malah naik! Ketika di Malaysia ada iklan robot yang bisa menggantikan Tenaga Kerja Indonesia, Presiden malah sowan dan tak menyinggung sepatah pun tentang pelecehan itu!" ungkap sastrawan. Ironis, sekali lagi...

Keterangan yang bertentangan antara Menteri Perindustrian Indonesia Saleh Husin dengan sejumlah petinggi Malaysia terkait kerja sama PT Adiperkasa Citra Lestari dengan Proton Holdings Berhad untuk membangun industri otomotif di Indonesia mengundang kecurigaan banyak pihak.

Saleh Husin menyatakan, kerja sama dua perusahaan itu murni bisnis swasta, pemerintah tidak ikut campur, dan bukan untuk meciptakan mobil nasional Indonesia. “Itu murni sekedar kesepakatan antara private to private saja dan bukan keputusan pemerintah, murni bisnis,” kata Saleh.

Menteri Saleh menjelaskan, nota kesepahaman dilakukan untuk enam bulan ke depan dalam melakukan kerja sama, melakukan studi kelayakan. Dan, ia memastikan pemerintah, belum ada rencana membuat program mobil nasional.

Padahal, backdrop di panggung penandatanganan nota kesepaham itu jelas tertulis “MoU Signing Ceremony for the Development & Manufactur of Indonesia National Car“.

Apalagi, acara penandatanganan itu dihadiri Jokowi dan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak. Terkait penulisan “Indonesia National Car” di backdrop itu, Saleh Husin berkilah itu hanya dibuat oleh event organizer (EO). “Backdrop kan selalu EO yang buat,” ujar Saleh.

Padahal lagi, teks Indonesia National Car tidak hanya terdapat di backdrop itu, tapi tertera di situs resmi Perusahaan Otomobil Nasional Sdn Bhd, yang antara lain berbunya “PROTON Holdings Berhad (“PROTON”) today announced the signing of a Memorandum of Understanding (MoU) with PT Adiperkasa Citra Lestari (‘PT ACL’) to establish cooperation ties between Malaysia and Indonesia (‘Parties’) in relation to the development and manufacturing of Indonesia National Car.”

Bahkan, lewat akun Twitter-nya, Perdana Menteri Najib Razak juga mengisyaratkan soal mobil nasional tersebut: “Menyaksikan penandatangan MOU untuk membangunkan kereta kebangsaan Indonesia dengan Presiden Jokowi dan Tun Mahathir semalam.

”NajibTunRazak Hendropriyono sebagai pemilik PT Adiperkasa Citra Lestari kepada sebuah media juga mengatakan, dirinya memang sudah lama bercita-cita ingin membangun pabrik mobil made in Indonesia. “

Ketika harga minyak dunia turun, BBM di dalam negeri malah naik! Ketika di Malaysia ada iklan robot yang bisa menggantikan Tenaga Kerja Indonesia, Presiden malah sowan dan tak menyinggung sepatah pun tentang pelecehan itu! Ketika mobil Proton di Malaysia menjelang kolap dan makin tak laku dijual di negerinya sendiri

Membangun pabrik mobil made in Indonesia sudah menjadi cita-cita saya sejak kebatalan KIA yang saya pegang, karena prinsipalnya diakuisisi oleh Hyundai. Dengan bersemboyan pada ‘Old Soldier Never Dies’, pada senja hidup saya ini saya masih ingin berbakti kepada bangsa kita, yang celakanya termasuk kepada para demagog di antara masyarakat kita,” kata Hendropriyono.

Entah siapa yang dimaksud Hendropriyono dengan demogog penghasut rakyat itu. Yang pasti, bahkan seorang kritikus sastra terkemuka yang juga pengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Maman S Mahayana, menulis status Facebook-nya seperti ini: “Ketika harga minyak dunia turun, BBM di dalam negeri malah naik! Ketika di Malaysia ada iklan robot yang bisa menggantikan Tenaga Kerja Indonesia, Presiden malah sowan dan tak menyinggung sepatah pun tentang pelecehan itu! Ketika mobil Proton di Malaysia menjelang kolap dan makin tak laku dijual di negerinya sendiri, pemerintah (atau atas nama pihak swasta apa pun) malah hendak membawanya ke Tanah Air dan berniat menjadikannya produk dalam negeri! Betul-betul anomali!” Begitulah, Saudara-Saudara! [Ton/ahmed/Pribumi]


latestnews

View Full Version