View Full Version
Kamis, 19 Mar 2015

Mulai Muncul Tagar #GulingkanJokowi di Twitter, di Mana Mahasiswa?

BANDUNG (voa-islam.com) - Hastag atau tanda pagar (tagar) #Gulingkan Jokowi sejak beberapa hari lalu mulai muncul di Twitter, meski belum banyak yang menggunakan. Selain itu muncul pula pertanyaan-pertanyaan mengenai tidak hadirnya aksinya mahasiswa dalam situasi dan kondisi sekarang, ketika rakyat banyak menjerit karena kenaikan harga-harga bermacam komoditas.

JokowiMeme2

Namun, sebenarnya, tak semua mahasiswa “diam”. Pada Senin ini (16/3), misalnya, mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Cinta Indonesia menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Sate, kantor Gubernur Jawa Barat, di Bandung. Mereka menggelar demonstrasi untuk mengkritisi pemerintahan Presiden Joko yang dinilai zalim kepada rakyat.

Menurutu koordinator aksi itu, Achmad Faqihuddin, Joko dalam waktu belum setahun telah mengubah segalanya. Berbagai kebijakan pemerintahan Joko dinilai membuat rakyat menjerit.

“Mulai dari menaikan harga BBM yang dibarengi dengan kenaikan harga sembako, harga Elpiji yang melambung, dan sekarang diperparah dengan nilai tukar rupiah yang merosot,” tuturnya.

Mereka juga mengultimatum Joko untuk membereskan segala permasalahan yang sedang mengimpit bangsa Indonesia.

“Kami sangat mencintai Indonesia. Apabila sampai 20 Mei 2015 pemerintah tidak melakukan perbaikan secara signifikan, mahasiswa dan rakyat memohon dengan hormat agar Bapak Jokowi mundur dari kursi Presiden RI,” katanya.

SeruanMahasiswa

Demonstrasi mahasiswa juga terjadi di Malang, Jawa Timur, pada Senin ini. Mereka menilai realisasi kerja dan kinerja Presiden Joko jelek. Gejolak sosial yang bermunculan di masyarakat, menjadi indikator utama buruknya penilaian kepada Joko.

“Banyak kinerja Presiden Joko Widodo yang buruk. Kami memberikan waktu untuk perbaikan kinerja. Jika tidak, kami akan turun ke jalan,” ungkap Presiden Eksekutif Mahasiswa Universitas Brawijaya Malang, Reza Adi Pratama, ketika menggelar aksi bersama ratusan mahasiswa di DPRD dan Balai Kota Malang.

Dari sektor ekonomi, Joko dianggap gagal. Ini ditunjukkan dengan terjadinya pelemahan nilai tukar rupiah, melambungnya harga beras, hingga dicabutnya subsidi bahan bakar minyak. Joko juga dinilai lemah dalam mengatasi konflik Komisi Pemberantasa Korupsi dan Polri yang berlarut-larut. Dan yang terburuk, adalah kegagalan pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan, yang ditandai tingginya tingkat impor kedelai, beras, daging sapi, gula, dan garam.

“Karena itu, kami menuntut presiden menyelesaikan kisruh politik KPK dan Polri, menciptakan kemandirian pangan, melaksanakan komitmen saat pilpres,” tutur Reza. [Wawan/Catur/Pur/Pribuminews/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version