View Full Version
Senin, 23 Mar 2015

Lagi Siksaan Kepada Rakyat Jelata Dari Jokowi Dengan Menaikkan BBM

JAKARTA (voa-islam.com) - Siksaan dari pemerintahan Jokowi, seperti tak henti-henti kepada kaum jelata. Bagaimanapun setiap kenaikan BBM, pasti yang paling sengsara kaum miskin dan papa. Rencananya rezim Jokowi akan kembali menaikkan BBM.

Inilah pukulan bagi rakyat yang sudah terguyung-huyung akibat kenaikan berbagai kebutuhan pokok, dampak dari kenaikan BBM.

Kabar terakhir, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan kembali menaikan harga jual bahan bakar minyak (BBM)  pada 1 April mendatang. Saat ini, Kementerian yang dipimpin oleh Sudirman Said itu tengah mengkaji besar kenaikan harga BBM.

"Harga BBM 1 April akan dievaluasi lagi oleh pemerintah," ujar Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas, IGN Wiratmaja Puja di Jakarta, Senin (2/3).

Berdasarkan informasi yang diperokg akan mulai menerapkan pencampuran bahan bakar nabati (BBN) sebesar 15 persen dalam setiap liter BBM. Tak ayal, spread dari kenaikan harga tadi diyakini bakal digunakan untuk menutupi ongkos pembelian BBN dari pelaku usaha.

"Ada kenaikan awal April. Besarannya sedang dihitung," tambah Sektetaris Jenderal Kementerian ESDM, Teguh Pamudji.

Rencana penaikan harga BBM di dalam negeri justru terjadi ketika harga minyak mentah di pasar global tengah mengalami tren penurunan. Di pasar ICE London Exchange, harga minyak mentah jenis Brent berada di level US$ 54,70 per barel dan West Texas Intermediate (WTI) di kisaran US$ 45,85, Senin (23/3). 

Sementara rata-rata harga minyak Indonesia Crude Price (ICP) selama Maret 2015, diperkirakan berada di kisaran US$ 52 sampai US$ 57 per barel atau mengalami penguatan ketimbang bulan lalu yang berada di US$ 54,32 per barel.

Bersiaplah mengadapi dampak kenaikan BBM. Semua kebijakan menaikan BBM, tarif listrik (TDL), dan gas serta tranportasi, semua hanya berakibat buruk bagi rakyat jelata. Inilah bayaran yang diberikan kepada rakyat yang sudah mendukung Jokowi. (jj/dbs/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version