View Full Version
Selasa, 24 Mar 2015

Kader PDIP dan Relawan Jokowi Menguasai BUMN

JAKARTA (voa-islam.com) - KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme) berulang lagi di zaman Jokowi. Ini tergambar dengan sejumlah komisaris di BUMN, diberikan kepada relawan Jokowi. Inilah sebuah kooptasi perusahaan negara oleh orang-orang Jokowi.

Nampak sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melakukan pergantian direksi dan komisaris pekan lalu. Bukan posisi direksi yang menjadi perhatian publik, tapi masuknya nama relawan dan tim sukses di jajaran komisaris. Beberapa bahkan menjadi komisaris utama di BUMN strategis.

Praktik ini sebenarnya lazim dilakukan oleh presiden-presiden sebelumnya. Di era SBY, banyak tim sukses dan orang dekatnya dijadikan komisaris di berbagai BUMN.

Pola serupa dilakukan Presiden Joko Widodo. Setelah jabatan menteri dibagi-bagi kepada parpol pendukungnya, termasuk jabatan Jaksa Agung, kini giliran jabatan komisaris BUMN yang dibagikan.

Padahal dengan jargon Revolusi Mental, Jokowi diharapkan tidak melanjutkan tradisi ini. Apalagi, proses penunjukkan komisaris di BUMN harus melalui persetujuan presiden. 

Berikut beberapa nama tim sukses dan relawan atau orang dekat Jokowi yang kini menjabat komisarir BUMN.

Cahaya Dwi Rembulan Sinaga, Relawan Jokowi ini ditunjuk menjadi komisaris independen Bank Mandiri dalam rapat umum pemegang saham, awal pekan lalu. Dwi adalah politisi PDI Perjuangan yang gagal melaju menjadi anggota DPR-RI pada pemilu legislatif 2009.

Dwi belum memiliki rekam jejak di dunia perbankan. Sejak 2007 hingga sekarang, Dwi adalah Kepala UPT Multimedia Universitas Trisakti. Dia juga pendiri dan Direktur Utama PT Radio MS TRI 104,2 FM. Alumni magister hukum Trisakti itu juga pernah menjadi konsultan hukum LSM Internasional Internews Indonesia (2002-2004).

Pataniari Siahaan. Dia ditunjuk menjadi komisaris independen BNI dalam rapat umum pemegang saham, pekan lalu. Pataniari adalah politikus PDI Perjuangan. Dosen Fakultas Hukum Universitas Trisakti ini gagal melaju menjadi anggota DPR-RI pada pemilu legislatif 2014. 

Pataniari tak memiliki rekam jejak di perbankan. Selama dua periode di DPR, Pataniari tak pernah berada di komisi terkait keuangan dan perbankan.

Alexander Sonny Keraf. Menteri Negara Lingkungan Hidup era Presiden Abdurrahman Wahid itu diangkat menjadi komisaris independen BRI dalam rapat umum pemegang saham. Dia merupakan anggota badan penelitian dan pengembangan (Balitbang) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Sebelum menjadi menteri, Sony adalah dosen filsafat di Universitas Atmajaya.

Jeffry Wurangian. Politikus Partai NASDEM ini ditunjuk menjadi komisaris BRI. Dia pernah mencalonkan diri menjadi Calon Legislatif DPR-RI daerah pemilihan Jawa timur V dengan nomor urut 5. Untungnya, Jeffry memiliki rekam jejak tebal di dunia perbankan. Dia adalah mantan Direktur Utama Bank Sulawesi Utara (Sulut).

Refly Harun. Pakar hukum tata negara dan Staf khusus Mensesneg bidang hukum itu ditunjuk menjadi komisaris utama PT Jasa Marga. Rekam jejak Refly selama ini tidak pernah tercatat di dunia usaha.

Dia lebih banyak berkecimpung di dunia akademisi, aktif sebagai staf ahli salah seorang hakim konstitusi dan juga pernah sebagai konsultan dan peneliti di Centre of Electoral Reform (Cetro).

Diaz Hendropriyono. Anak mantan Kepala BIN AM Hendropriyono itu dikenal sebagai pengusaha dan selama pilpres lalu menjadi ketua umum koalisi anak muda dan relawan (Kawan) Jokowi.  Terkait penunjukkan anak Hendro ini sebagai salah satu komisaris di PT Telkomsel, banyak yang mempertanyakan kapasitas dia yang tidak memiliki rekam jejak di dunia telekomunikasi. 

Begitulah bagi-bagi kueh ala Jokowi kepada kader PDIP dan pendukung Jokowi di BUMN. (abimantrono anwar/jj/dbs/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version