View Full Version
Sabtu, 04 Apr 2015

Akbar Tandjung: Rakyat Alami Krisis Kepercayaan Pemimpin, Presiden Tidak Bisa Dijatuhkan

JAKARTA (Voa-Islam.com)- Mantan Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tandjung mengatakan bahwa saat ini Indonesia sedang dihadapi krisis kepercayaan dan krisis kepemimpinan. Salah satu yang paling krusial menurutnya itu ialah terdapat di sektor ekonomi. Sebagai contoh yaitu melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang hingga saat ini tidak ada tanda-tanda perubahan.

 “Bahwa nilai rupiah untuk saat ini tidak pernah ada tanda-tanda menguat terhadap dolar. Dan pada akhirnya muncullah krisis kepercayaan,” ucapnya saat menghadiri acara ‘Silaturahmi Tokoh Bangsa ke-7’ yang diadakan Muhammadiyah beberapa waktu lalu di Menteng, Jakarta Pusat.

Pasalnya, menurutnya ekonomi memang adalah salah satu sektor yang paling mendasar di setiap Negara, khususnya di Indonesia dalam mempengaruhi setiap kebijakan yang ada, termasuk perpolitikan. Sehingga ia pun tidak merasa terkejut jika dampak ekonomi perlahan menghampiri krisis politik seperti saat ini.

“Sebab masalah ekonomi adalah hal yang paling mendasar pada saat ini. Dan merangkak perlahan ke arah krisis politik,” kata mantan Ketua Umum HMI (Himpunan Mahasiswa Islam).

Akbar pun terlihat seperti menyesalkan apa yang dilakukan pemerintah saat ini dalam mengatasi kemerosotan rupiah terhadap dolar. Alasannya, langkah yang diambil pemerintah pada saat ini menurutnya tidak informatif sebagaimana pada saat pra reformasi lalu.

“Ini krisis ekonomi, tetapi pemerintah tidak mengatasinya seperti pada saat masa pra reformasi. Padahal ini adalah langkah yang cukup informatif,” tambahnya.

Namun sayangnya, Akbar memberitahu, apa yang dilakukan pemerintah saat ini tidak dapat dikoreksi lebih jauh. Misalkan saja ada niat untuk menjatuhkan presiden. Sebab menurutnya tidak akan  bisa dilakukan karena ini menyangkut kebijakan pemerintah. Kecuali bila presiden melanggar konstitusi yang ada.

“Dengan kebijakan, ia (presiden) tidak bisa dijatuhkan. Kecuali presiden melanggar aturan yang ada, dan tidak pantas memimpin di Indonesia, kita dapat melakukan impeachment,” tutupnya.

Acara dihadiri beberapa tokoh, termasuk Ketua MUI Din syamsudin, Mahfud MD, dan Fuad Bawazier. Serta terlihat pula perwakilan dari tokoh agama dan para aktivis. (Robigusta Suryanto/Voa-Islam.com)


latestnews

View Full Version