Ekonom: Cukup Lima Puluh Persen Penduduk Miskin, Maka Amarah Rakyat Akan Meledak

JAKARTA (Voa-Islam.com)- Banyak persoalan baru yang “diciptakan” oleh rezim Joko Widodo dan Jusuf Kalla pada saat mereka memimpin. Salah satunya terkait dengan permasalahan rupiah yang kian terpuruk terhadap dolar. Demikian yang disampaikan oleh salah satu Ekonom Indonesia Fuad Bawazier di saat menghadiri diskusi kebangsaan yang diadakan ormas Muhammadiyah beberapa waktu lalu.

“Sekarang atau saat ini, di era Jokowi-Jk justru menambah persoalan baru. Padahal persoalan-persoalan lama masih belum diselesaikan. Misalnya saja terkait keterpurukan nilai rupiah terhadap dolar AS,” ujarnya.

Fuad juga mengatakan, jika anjloknya rupiah ini tidak diselesaikan dengan segera, maka tidak mustahil Indonesia akan memasuki Negara yang masuk kategori miskin. Terlebih jika angka kemiskinan mampu menembus hingga lima puluh persen.

“Cukup dengan lima puluh persen, Indonesia akan masuk kategori miskin. Dan ini bisa meyakinkan ‘kemiskinan’,” analisanya.

Maka dari itu, lanjut politisi senior ini, jangan salahkan jika suatu waktu akan meningkatnya kesenjangan sosial yang jauh sekali antara elit dan rakyat yang masuk kategori miskin. “Ya, miskin naik, elite juga naik. Dan jurang kemiskinan akan melebar,” ia mengingati.

Namun menurutnya bukan hanya itu yang akan terjadi jika kemiskinan dan jurang sosial meningkat. Ada hal lain yang lebih urgensi, yaitu ledakan amarah masyarakat terhadap persoalan yang ada. “Jika demikian yang terjadi, bukan hanya kemiskinan tetapi rakyat akan meledak,” himbaunya.

Ia hadir sebagai salah satu pembawa materi dalam acara diskusi yang diadakan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah beberapa waktu lalu. Acara yang bertema Silaturahmi “Tokoh Bangsa Ke-7” juga menghadirkan banyak tokoh-tokoh dan politisi. Diskusi ini tidak hanya menghadirkan dan mempersoalkan masalah ekonomi saja, melainkan hampir setiap persoalan yang ada di Negara ini. (Robigusta Suryanto/Voa-Islam.com)