View Full Version
Kamis, 09 Apr 2015

Senator Fahira Idris Sebut Ahok Lakukan Kebohongan Publik Soal Bir

JAKARTA (voa-islam.com) - Gubernur DKI Jakarta Ahok ngoto mempertahankan saham pemerintah Provinsi DKI Jakarta di PT Delta Djakarta, perusahaan minuman keras dengan berbagai merek. Bagai hidup di dalam tempurung, Ahok dengan entengnya asal mangap, dengan mengatakan tidak ada salah dan bahayanya masyarakat mengosumsi bir.

Kontan pernyataan Ahok mendapat kecaman keras dari Ketua Gerakan Nasional Antiminuman Keras (Genam) Fahira Idris.

“Salahnya bir banyak, bahkan sangat banyak. Kalau punya mulut dijaga, jangan asal bunyi. Gubernur kok ngomongnya ngasal. Apa dasar dia bilang mengosumsi bir tidak masalah? Tunjukkan ke saya kalau ada penelitian yang bilang bir tidak berbahaya. Kasihan warga Jakarta punya pemimpin kalau ngomongenggak pakai empati,” kata Fahira di Jakarta, Rabu (8/4).

Fahira mengatakan, anggapan bahwa bir jika dikonsumsi dalam dosis wajar akan dapat bermanfaat bagi kesehatan adalah mitos belaka. Faktanya, lanjut Fahira, bir sama berbahayanya dengan anggur (wine) atau vodka, karena mengandung banyak komposit berbahaya yang diproses dari hasil fermentasi.

Komposit ini beracun (biasanya fermentasi limbah), jelas Fahira, meliputi aldehida, minyak fusel, metanol, eter, dan sebagainya. Aldehid, lanjut Fahira, adalah bahan kimia yang diproduksi mikroorganisme yang jika dikonsumsi mengganggu sistem tubuh seseorang. Akan halnya minyak fusel itu campuran propil, isopropil, dan alkohol rantai lurus dan bercabang dan seringnya beracun. Minyak fusel jika dikomsumsi membuat tidak enak badan, seperti mabuk setelah diminum. Sementara itu, eter adalah zat yang mudah terbakar, sehingga sering digunakan untuk penambah bahan bakar dan juga dipakai sebagai obat bius medis.

“Itulah zat-zat yang dibilang Ahok tidak berbahaya. Silakan nilai sendiri. Yang paling bahaya dari bir adalah efek ketergantungan yang membuat kecanduan. Orang yang sudah kecanduan pasti mengalami gangguan psikologis yang berat sampai anosognosia atau membuat orang lepas kontrol. Apa yang saya sampaikan ini ilmiah dan hasil penelitian, bukan asal ngomong seperti Gubernur Jakarta yang pemberani itu,” kata Wakil Ketua Komite III DPD RI, yang salah satu lingkup tugasnya bidang kesehatan, ini.

Ahok, kata Fahira, sebaiknya lebih banyak membaca buku agar referensinya tentang minuman keras lebih lengkap dan ilmiah, bukan berdasarkan mitos atau pengalaman pribadi. Memang tidak ada orang yang langsung mati sehabis minum  bir, tapi meminum bir dalam jangka panjang akan merusak organ tubuh, terutama otak.

“Kalau Pak Ahok merasa dia minum bir dan tidak apa-apa, itu urusan dia. Tapi, jangan lakukan pembohongan publik bahwa bir tidak berbahaya. Bir itu mengandung banyak karbondioksida yang cepat masuk ke dalam darah dan menyebabkan masalah pembuluh darah termasuk kemampuan kerja jantung. Risiko terbesar itu kanker usus besar.  Paling bahaya kalau remaja yang mengonsuminya karena efeknya akan sangat cepat menghancurkan sel-sel otak,” katanya.

Alasan Ahok yang menyatakan pelarangan peredaran minuman keras akan memicu maraknya minuman keras oplosan dan minuman ras ilegal dan menakuti publik kalau Jakarta akan bisa seperti Amerika saat dikuasai mafia-mafia penjual minuman keras juga dinilai mengada-ngada.

“Justru fungsinya gubernur itu di situ. Mencegah miras oplosan atau ilegal. Kalau tidak mampu, ya, jadi warga biasa aja,” ujar Fahira.

Sebagai warga Jakarta, Fahira menyayangkan sikap keras kepala Ahok yang sama sekali mengacuhkan permintaan Kementerian Dalam Negeri agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melepas sahamnya di di PT Delta Djakarta sebagai salah satu target pendapatan daerah.

“Susah kalau punya pemimpin yang merasa paling benar dan anti-kritik. Kenapa investasi miras itu masuk dalam dafar negatif investasi? Karena, punya dampak sosial yang merusak. Mungkin cuma Jakarta satu-satunya di dunia, pemerintah daerah yang punya saham di pabrik miras,” ungkap Fahira. [tyo/pur/pribuminews/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version