View Full Version
Senin, 13 Apr 2015

Mega Ingin Seperti Ketua Polit Biro Partai Komunis Cina?

JAKARTA (voa-islam.com) - Mega sebagai ketua umum PDIP  nampaknya ingin sangat berkuasa. Mirip ketua polit biro PKC (Partai Komunis Cina). Di mana semua perangkat negara, ekskutif dan legislatif menjadi alat pelaksana kebijakan dan keputusan yang ditentukan oleh polit biro partai.

Hal ini, sangat nampak sikap Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri yang menyampaikan ancaman tersirat kepada Presiden Jokowi, yang merupakan kader PDIP. Jika tak bersedia jadi petugas partai, Megawati mengintruksikan agar setiap kader Banteng, termasuk Jokowi sendiri, harus keluar dari PDIP. Ada apa?

Dalam perspektif politik, itulah 'pukulan telak' yang dilayangkan oleh Megawati agar Presiden Jokowi 'tidak mbalelo' sebagai petugas PDIP, selama menjalankan kuasa dan pemerintahan.

"Ingat kalian adalah petugas partai. Petugas partai itu adalah perpanjangan tangan dari partai. Kalau ada yang tidak mau disebut sebagai petugas partai, silakan keluar dari partai !," tegas Mega pada penutupan Kongres IV di Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali.

Megawati menegaskan, semua kader PDIP yang menduduki jabatan, baik di legislatif maupun di eksekutif untuk semua tingkatan dari rendah hingga tertinggi adalah petugas partai. Dan Jokowi diminta memenuhi janji kampanyenya agar tidak mencederai harapan rakyat dan asa PDIP sendiri.

Dalam membaca situasi, Megawati telah melihat Jokowi ditekuk-tekuk oleh tokoh yang disebut Trio Singa yang dianggap kuat bercokol di Istana, selain 'ditekuk-tekuk' para penumpang gelap dalam pemerintahannya.

Akibatnya, Megawati membiarkan para politisi PDIP untuk kerap melontarkan kritikan ke menteri-menteri Kabinet Kerja, termasuk 'Trio Singa', yakni Kepala Staf Kepresidenan Luhut Pandjaitan, Menteri BUMN Rini Soemarno dan Seskab Andi Widjajanto.

Hal ini mengindikasikan bahwa PDIP gerah dengan keberadaan Trio Singa itu, sebagaimana diakui oleh alumnus GMNI Prof Ikrar Nusa Bhakti dari LIPI.

Jika Jokowi tak melaksanakan kehendak Megawati untuk menggeser Trio Singa itu, hampir pasti PDIP bakal kecewa, dan seruan pemakzulan (impeachment) bakal ramai dilontarkan para politisi Banteng dengan orkestra simbolik dari Megawati sendiri.

Itulah gebukan dari induk semang Banteng untuk Presiden Jokowi, dalam kongresnya di Bali kemarin. Megawati sudah melayangkan pukulan 'pukulan telaknya' yang simbolik, kepada Jokowi, Trio Singa dan penumpang gelap di pemerintahannya hari-hari ini.

Nasib Trio Singa dan penumpang gelap dalam persepsi elite PDIP, kini ada di tangan Jokowi, dan untuk sebagian tergantung dari tekanan dan sodokan dari kandang Banteng sendiri.

Sang induk semang Banteng sudah bertitah, Jokowi mungkin melawan dengan cara kultur Jawa, mungkin sukarela malah menyembah. Publik masih menanti respon politiknya terhadap perintah simbolik sang ''Ibu Suri'' sendiri.

Jokowi sudah masuk jebakan politik PDIP. Itulah nasib orang yang mau menjadi 'boneka'. Kini nasibnya sangat ditentukan oleh induk semangnya, yaitu Mega. Jokowi tidak lagi menjadi pelayan rakyat, tapi menjadi pelayan para polit biro PDIP.  (dtta/dbs/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version