JAKARTA (voa-islam.com) - Presiden Jokowi mengantisipasi kemungkinan adanya gerakan mahasiswa seluruh Indonesia, bersamaan dengan hari 'Kebangkitan Nasonal' 20 Mei nanti. Usaha-usaha melakukan penggembosan terhadap gerakan mahasiswa yang sudah 'nek' dengan rezim Jokowi, sekarang sedang dijalankan.
Mahasiswa sudah melihat keetideak beresan Jokowi dengan berbagai kenaikan semua kebutuhan pokok rakyat, dan berbagai peristiwa politik dan hukum yang amboradul, ikut menambah mahasiswa semakin skeptis dan muak dengan rezim baru, yang menggantikan SBY.
Sekarang, dalam rangka penggemosan aksi mahasiswa itu, beredar surat dari pihak Istana mengatasnamakan Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) mengundang para Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Ditengarai ajakan ini untuk menggembosi gerakan mahasiswa.
Surat berkop Kementerian Sekretariat Negara unit kerja Sekretariat Dewan Pertimbangan Presiden tertanggal 14 April 2015. Surat ditandatangani oleh Sekretaris Wantimpres bernama Subiantoro. Surat berstempel Kementerian Sekneg.
Surat itu berisi undangan kepada para Ketua BEM serta pimpinan Ormas Mahasiswa dan Pemuda untuk menjadi nara sumber diskusi terbatas bertajuk “Dialog Mencari Solusi Permasalahan Bangsa”.
Acara diskusi, sebagaimana terterta dalam surat, dilakukan pada Selasa (21 April 2015) pukul 12.00 hingga 16.00 ruang Rapat Besar lantai II, Kantor dewan Pertimbangan Presiden, jalan Veteran III nomor 2, Jakarta Pusat.
Pada lampiran tercantum nama-nama Ketua BEM yang diundang sebagai nara sumber. Mereka antara lain adalah dari UI, ITB, IPB, Unibraw, UGM, Unhas, Universitas Muhamadiyah Makassar, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta serta USU. Selain itu juga mengundang KAMMI, Ketua GMNI, Ketua GMKI, Ketua PMKRI, PB HMI serta PMII.
Akankah mahasiswa bisa pupus dan terkooptasi oleh bujukan dan rayuan dari fihak 'Istana' yang sekarang ini matian-matian ingin mempertahankan rezim Jokowi yang sudah tidak sesuai dengan janji-janjinya dalam kampanye, dan rakyat semakin sengsara dan mlarat. Situasi baru pertamakali dalam sejarah. Kemelaratan yang begiu massif yang dialami oleh rakyat. (abimantrono/dtta/dbs/voa-islam.com)