JAKARTA, INDONESIA (voa-islam.com) - Pemerintah Indonesia melalui Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan bahwa KBRI di Sana'a bukan target pemboman koalisi pimpinan Saudi yang terjadi pada Senin, (20/4/2015) pukul 10.45 waktu setempat, melainkan hanya terkena imbas.
"Sekali lagi saya tegaskan, KBRI bukan target (pemboman), tapi terkena imbas karena sasaran yang letaknya dekat KBRI," kata Menlu Retno, sebagaimana dilansir Republika Online.
Menlu RI juga mengecam keras aksi pemboman yang telah menyebabkan korban jiwa dan luka-luka tersebut.
Berdasarkan informasi awal dari KBRI Sana'a, menlu menjelaskan serangan tersebut ditujukan ke depot amunisi yang berada di kawasan tersebut. KBRI terkena dampak karena lokasinya yang berdekatan dengan sasaran pemboman.
Menlu juga menyampaikan bahwa tidak ada korban jiwa dari WNI yang berada di KBRI, ledakan itu hanya mengakibatkan dua staf diplomat Indonesia dan satu WNI yang mengungsi terluka, kerusakan gedung KBRI Sana'a serta seluruh kendaraan milik KBRI yang berada di area tersebut.
Targetkan gudang rudal Scud
Pada hari Senin, sebuah serangan udara koalisi pimpinan Saudi menghantam sebuah depot rudal Scud yang dikuasai sekutu pemberontak Syi'ah Houtsi di ibukota Yaman, Sana'a menyebabkan ledakan besar yang menewaskan 28 orang dan melukai hampir 300 orang lainnya.
Seorang pejabat Yaman mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa serangan udara itu diharapkan untuk menghancurkan rudal Scud yang diketahui di distrik Lembah Fajj Attan.
Distrik Lembah Fajj Attan, tempat dimana depot senjata itu berada telah mengalami beberapa kali ditargetkan sejak awal kampanye udara terhadap pemberontak Syi'h Houtsi.
Serangan Senin di Sanaa memicu serangkaian ledakan - di antara yang paling kuat di Sana'a sejak serangan udara dimulai hampir empat pekan lalu - yang mengirimkan gelombang kejutan di seluruh kota, meninggalkan mobil hancur, bangunan prusak parah dan jalan-jalan benar-benar tersebar dengan puing-puing.
Kebakaran terjadi di pangkalan rudal yang ditargetkan dan stasiun bensin di dekatnya, kata beberapa saksi mata.
Pangkalan rudal yang terletak di puncak bukit tersebut milik brigade rudal pasukan elit Garda Republik, yang tetap setia kepada mantan presiden Ali Abdullah Saleh dan telah berpihak pada pemberontak Syi'ah Houtsi dalam pertempuran mereka melawan pemerintah pimpinan presiden Abdu Rabbu Mansour Hadi. (aa/ROL, Reuters)