JAKARTA (voa-islam.com) - Pasca Kongres IV PDIP di Bali yang kembali menetapkan Megawati sebagai Ketua Umum DPP PDIP "seumur hidup”, ternyata masih terdapat berbagai ganjalan yang sangat disayangkan para pengamat politik. Salah satunya adalah terdepaknya 4 tokoh PDIP yang selama ini dinilai terlalu kritis kepada pemerintahan Presiden Jokowi.
Hal itu terjadi setelah Megawati mengumumkan susunan kepengurusan 2015-2020. Mereka yang terdepak antara lain Maruarar Sirait, Rieke Diah Pitaloka, Eva Kusuma Sundari dan Pramono Anung.
Keempat tokoh itu tak masuk lagi dalam susunan kepengurusan DPP PDIP yang baru. Padahal, mereka dikenal sangat aktif dalam membesarkan partai, namun sangat kritis pada pemerintahan Jokowi.
Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Indo Barometer, Mohammad Qodari mengaku kaget dengan tidak dimasukkannya Maruarar, Eva, Pram dan Rieke dalam kepengurusan DPP PDIP periode 2015-2020, padahal mereka jelas berkualitas dan bekerja keras membesarkan partai.
"Sangat disayangkan memang, orang berkualitas sekelas mereka didepak," kata Mohammad Qodari.
Menurutnya, Maruarar dan Rieke adalah lumbung suara untuk partai. Keduanya juga tokoh yang kreatif dalam menjaring relawan dan pemilih pemula untuk PDIP.
Sementara itu, pengamat Politik Boni Hargens menyayangkan mengapa Megawati tidak menjadikan Maruarar Sirait kembali masuk kedalam kepengurusan DPP PDIP.
“Itu sangat disayangkan ya. Saya sendiri sangat menyayangkan orang seperti Maruarar tidak masuk. Tapi kalau Maruarar Sirait, Eva Sundari, dan lain-lain yang berpotensi tidak masuk itu yang jadi pertanyaan,” tanya Boni Hargens.
Boni Hargens tidak mencurigai apa-apa, tapi itu tetap menjadi pertanyaan. Padahal Maruarar dan Eva Sundari tidak masuk di pemerintahan Jokowi, kenapa di DPP PDIP juga tidak masuk.
Padahal sebelumnya Maruarar menjadi Ketua DPP PDIP bidang Pemuda dan Olahraga selama periode 2005-2010 dan 2010-2015. Kini, putra politisi kawakan Sabam Sirait itu hanya menjadi anggota DPR RI dari Fraksi PDIP. Sedangkan posisi Maruara di DPP PDIP digantikan Syukur Nababan yang juga anggota FPDIP DPR RI. [dbs/Abdul Halim/voa-islam.com]