JAKARTA (voa-islam.com) - Entah kenapa sejak presiden Jokowi berkuasa datang bertubi tubi malapetaka tiada henti bagi rakyat kecil terutama para pedagang kecil yang berdagang di pasar pasar tradisional di Tanah Air.
Terpantau berdasarkan data Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), dalam rentang waktu antara Januari 2015 hingga April 2015, telah terjadi lebih dari 140 pasar tradisional terbakar dengan rincian 50 kebakaran pasar tradisional besar, dan 90 pasar kecil di seluruh Indonesia ratusan pasar tradisional skala besar dan menengah di sejumlah daerah terbakar dalam waktu empat bulan terakhir.
Kebakaran ini sangat merugikan pedagang kecil dan besar yang melakukan transaksi di pasar tradisional. Terutama kebakaran terbesar pasar klewer di kota Solo yang memusnahkan ribuan kios pedagang kecil muslim. Tidak tanggung tanggung kerugiannya mencapai hampir Rp.10 Trilyun!. Hitungan itu untuk satu pasar saja, bisa di bayangkan jika betapa mengerikan angka kerugian para pedagang kecil jika ada ribuan pasar terbakar dengan mudah setiap hari.
Sekjen DPP Ikappi Tino Rahardian dalam siaran pers yang diterima, Rabu (6/5/2015), mengatakan dalam satu hari satu pasar tradisional terbakar.
“Artinya hampir setiap hari ada pasar tradisional di Indonesia yang terbakar. Satu kios terbakar, pasti akan menimbulkan banyak dampak negatif. Apalagi bila sampai ratusan bahkan ribuan,” katanya.
Pasar tradisional sebagai bangunan publik, sambungnya, memiliki akumulasi manusia dan barang yang sangat besar dengan klasifikasi risiko kebakaran sangat tinggi.
Sayangnya, kata Tino, pasar tradisional secara umum tidak dilengkapi oleh pihak pengelola maupun pemerintah daerah dengan unsur proteksi kebakaran yang baik.
Padahal Kepmen PU No.10/KPTS/2000 menyebutkan bahwa pengamanan pada bahaya kebakaran terhadap bangunan seperti pasar tradisional harus dimulai sejak proses perencanaan.
Namun sayangnya pemerintah baru di bawah komando presiden Jokowi nyaris tidak memberikan perhatian serius terhadap modernisasi bangunan pasar pasar tradisional ini. presiden Jokowi dan para mentrinya hanya datang ke pasar hanya untuk kepentingan manajemen pencitraan belaka.
Sehingga pasar yang akan dibangun harus juga memenuhi unsur sarana penyelamatan, sistem proteksi aktif dan pasif hingga pengawasan dan pengendalian kebakaran. [ace/sharia/voa-islam.com]