GORONTALO (Voa-Islam.com)- Ketua Komite III DPD Hardi Selamat Hood menyatakan tidak ingin lagi merasakan ‘manis di bibir’ apa yang presiden Joko Widodo lakukan selama ini. Hal ini ia katakan karena di beberapa daerah yang telah dijanjikan oleh Jokowi tidak kunjung terealisasi. Misalnya saja proyek-proyek infrastruktur yang ada di Kepuluan Riau.
“Masyarakat Kepulauan Riau (Kepri) adalah salah satu korban dari janji manis Jokowi,” ucap Hardi sebagaimana yang dikutip dari Republika , Kamis (07/05/2015)
Terbengkalainya proyek ini disesalkan olehnya karena prosesnya telah memasuki tahap pelelangan. Namun apa daya, ia mengatakan dana dari pemerintah pusat tak kunjung cair sehingga akhirnya proyek itu pun hanya menjadi angan-angan, bahkan mungkin gagal.
Faktor lain penyebab adanya pembatalan proyek infrastruktur adalah karena koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah hingga saat ini masih belum optimal. Selain terdapat proyek-proyek yang harus dibatalkan, ketidakjelasan pencairan anggaran juga berdampak terhadap belum cairnya sertifikasi.
“Sertifikasi juga harus diselesaikan terlebih dahulu,” katanya.
Untuk itu, ia mengingatkan Jokowi. Jika ingin berjanji, alangkah baiknya ia mereaslisasikan kebijakan-kebijakan yang telah dibuatnya yang dahulu. Sebelum direalisasikan apa yang telah dijanjikan, maka semua itu sama saja seperti angan-angan kosong.
Bukan hanya Kepri, banyak daerah lain yang juga mengalami kenyataan pahit itu,” ujarnya.
Namun demikian, ia mengapresiasi apa yang diinginkan Jokowi yang ingin menggelontorkan dana ke setiap kota di Indonesia denga nominal 100 miliar.
Jika memang semua janji Jokowi dapat terealisasi, termasuk janji Rp 100 miliar itu, Hardi optimistis, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan kembali bergairah pada kuartal kedua 2015. Ia juga sepakat jika janji Jokowi itu dituangkan dalam instruksi presiden (inpres). “Jika memang memiliki payung hukum yang jelas, saya sepakat,” ucap dia. (Ilham/Republika/Robigusta Suryanto)