JAKARTA (voa-islam.com)- Dalam pebedaan yang ada di agama Islam, Kapolri Badrodin Haiti meminta kedua belah pihak dapat menahan diri sehingga tidak menimbulkan konflik. Lantaran berbeda itu, ia mengajak agar situasi dan kondisi dapat diredam semaksimal mungkin.
Jangan seperti di Negara lain yang perbedaan dimunculkan ke luar sehingga menciptakan konflik,” sarannya.
Perbedaan yang dimaksud oleh mantan santri di salah satu pesantren “transit” Gontor ini adalah Sunni dan Syiah.
Syiah yang dikenal dengan banyaknya sekte, ternyata juga memiliki beberapa sekolah. Misalkan saja Haiti menyebut bahwa ajaran Syiah memiliki sekolah atau lembaga pendidikan di Bangil, Jawa Timur. “Iya, di Bangil, Jawa Timur ada lembaga pendidikan Syiah,” akunya.
Haiti mengingatkan, dengan keberadaan Syiah di sana, umat muslim ahlu sunnah wal jamaah dihimbau dapat menahan diri dari percikan konflik yang dapat menguap ke permukaan. Begitu juga dengan Syiah yang dihimbau keras agar dapat menyesuaikan diri sebagai penyejuk serta perekat di Indonesia.
“Di Indonesia juga ada Sunni dan Syiah. Keduanya dihimbau agar mampu meredam konflik. Semoga menjadi perekat dan penyejuk,” harapnya.
Kapolri memberikan pernyataan pada saat bertandang ke MUI, Jakarta beberapa waktu lalu. Disambut oleh Ketua MUI Din Syamsudin. Juga terlihat hadir pula menemani Din dan Haiti, yaitu Umar Syihab. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)