JAKARTA (voa-islam.com) - Presiden Jokowi mengundang sejumlah aktivis Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) seluruh Indonesia ke Istana. Dalam pertemuan tersebut dibicarakan rencana aksi demo besar-besaran pada 21 Mei nanti, Senin (18/5),
Juga membahas berbagai masalah yang dihadapi masyarakat saat ini. Pertemuan itu disinyalir oleh beberapa pihak sebagai upaya Jokowi untuk membungkam aksi demonstrasi mahasiswa pada 21 Mei nanti.
Dan hadirnya para pimpinan BEM dalam pertemuan tersebut dianggap sebagai penghianatan terhadap independensi mahasiswa yang dalam sejarahnya selalu menjadi oposisi bagi pemerintah, mengontrol kekuasaan pemerintah supaya tidak melenceng dari garis cita-cita bersama bangsa. Juga penghianatan terhadap organ-organ kemahasiswaan yang berencana makzulkan Jokowi-JK dari pimpinan pemerintahan.
Di media sosial, beredar daftar pimpinan BEM se-Indonesia yang hadir dalam pertemuan tersebut:
1. Andi Aulia Rahman (Ketua BEM UI)
2. Rony Setiawan (Ketua BEM UNJ)
3. Aa Habibi Baihaki (Ketua BEM Unpad)
4. Ahmad Khairudin (Ketua BEM Unila)
5. M Adzhar Afif (Ketua BEM IPB)
6. MP Garry (Ketua BEM ITB)
7. Satria Tiputra (Ketua BEM UGM)
8. Imron Ibnu Fajri (Ketua BEM ITS)
9. Ketua BEM UIN Jakarta
10. Ketua BEM Atmajaya Jakarta
11. Pury (Ketua BEM Trisakti)
12. Ketua BEM ISIP Jakarta
13. Ketua BEM Unpar
14. Ketua BEM Unisba
15. Ketua BEM Unpas
16. Ketua BEM Upi
17. Ketua BEM Unikom
Diketahui, bahwa Progres 98 beserta organ-organ kemahasiswaan lainnya berencana lakukan demonstrasi besar-besaran dengan tujuan utama untuk menurunkan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dari pucuk pemerintahan Indonesia.
Karena dianggap telah gagal sebagai pemimpin. Dimana Ketua Progres 98 Faizal Assegaf menyatakan bahwa mahasiswa yang tidak ikut dalam upaya penurunan Jokowi-JK ini adalah mahasiswa pecundang. [pribumi/adivammar/voa-islam]