JAKARTA (voa-islam.com)- Akibat kemenangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang sarat politik, kini di dalam pemerintahan itu terjadi jual-beli jabatan. Melihat hal ini, Haris Rusly dari Petisi 28 menyatakan bahwa ini adalah sebuah bentuk kegagalan dalam berbangsa.
“Pada waktu Pilpres, Jokowi-JK penuh sarat politik. Terlihat saat ini adanya transaksi juak-beli jabatan. Dan tentunya ke depan tidak akan mudah mengatasi masalah, terutama masalah kebangsaan yang multidimensi,” katanya pada hari ini (19/05/2015) di salah satu restoran di bilangan Jakarta Selatan.
Haris juga menyebutkan Jokowi lahir akibat dari money poltics. Maka dari itu jangan heran jika saat ini muncul kekacauan dalam sistem.
“Ia (presiden) lahir dari money politics, kandungan haram. Dan bagi-bagi kursi,” tegasnya.
Hal lainnya yang menurut Haris masih menjadi kendala di dalam pemerintahan ialah bahwa gaya kepemimpinan Presiden Jokowi yang masih sekelas Walikota. “Saat ini saya melihat gaya kepemimpinan Jokowi seperti Walikota,” imbuhnya.
Akan teteapi, ia mengatakan bahwa kepemimpinan Jokowi hampir mirip seperti gaya kepemimpinan SBY, sebagai contoh, bila menyelesaikan masalah tidak langsung pada akarnnya. “Sama seperti SBY yang menyelesaikan masalah hanya pada lintas teknis, bukan akarnya,” tambahnya.
Namun perbedaannya hanyalah pada kekuatan di dakam “mengendalikan” roda pemerintahan. Jika Jokowi ia sebut sebagai pemimpin yang lemah, SBY ia sebut sebagai pemimpin yang cukup kuat (baca: berpengaruh).
“Presiden Joko Widodo tidak seperti mempunyai kekuatan,” tandasnya.
Ia haadir sebagai salah satu pembicara. Acara yang digagas oleh Indonesian Club ini juga menghadirkan Salamun Daeng (AEPI), Ahmad Suryono praktisi Hukum, dan empat pembicara lainnya. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)