JAKARTA (voa-islam.com) - Di tengah harga beras yang mencekik, beredar di pasar-pasar beras 'plastik' yang bisa menjadi pembunuh rakyat. Ini bukan hanya mencari untung, tapi sudah menjurus ke arah tindakan yang ingin melakukan pembunuhan massal terhadap rakyat.
Sekarang, Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) menyatakan masih menunggu kepastian soal asal usul beras plastik. Selama ini Bea Cukai disebut belum mendapatkan kasus beras palsu itu.
Kasubdit Humas DJBC Haryo Limanseto mengatakan selama ini proses impor beras selalu masuk dalam jalur hijau. Yang artinya keamanan, kualitas dan standar barang yang diimpor sudah dijamin oleh surveyor negara pengekspor. Dan selama ini pemerintah belum membuka keran impor beras dari negara manapun.
"Kita tunggu laporan dari Kepolisian apakah itu memang benar impor atau jangan-jangan dioplos di dalam negeri," kata Haryo kepada wartawan di Jakarta, Rabu, 20/5/2015.
Menurut Haryo, Bea Cukai tidak bisa begitu saja mencegat proses alur impor beras yang masuk ke Indonesia. Karena itu pasti akan mengganggu layanan impor bagi produk beras yang tidak bermasalah.
"Kita tidak ingin produk yang tidak bermasalah jadi terganggu gara-gara ada pemeriksaan beras plastik yang belum tentu asalnya," katanya.
Mengenai koordinasi dengan Kementerian Perdagangan, Haryo mengatakan, Bea Cukai siap bertindak untuk menindaklanjuti jika memang benar ditemukan bukti bahwa beras plastik tersebut berasal dari luar negeri, yaitu dari Cina seperti yang selama ini sering disebut-sebut.
"Kami hampir setiap hari berkoordinasi, yang penting kami minta hasil penyelidikan asal usul beras plastik itu dari mana," katanya. Ini benar-benar suatu rencana yang sangat jahat dengan mengedarkan beras 'plastik', yang akan mempunyai efek bagi kesehatan.
Beredarnya beras 'plastik' itu, bukan sekadar dagang, dan mencari keuntungna tapi, sudah mempunyai tujuan ingin melakukan pembunuhan terhadap rakyat Indonesia yang sekarang dihimpit mahalnya harga beras.
Dibagian lain, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengimbau kepada masyarakat Jakarta untuk segera menyampaikan laporan jika menemukan beras berbahan dasar plastik. Amanat tersebut dikeluarkan Djarot mengingat bahayanya mengkonsumsi berat tersebut.
“Hingga kini belum ditemukan di Jakarta, namun saya minta masyarakat segera laporkan ke saya jika menemukan beras itu. Di mana tempatnya, konsumennya di mana,” ujar Djarot usai melakukan peninjauan lokasi binaan Lenggang Jakarta, Monas, Rabu, 20 Mei 2015.
Mantan Wali Kota Blitar ini mengaku geram dengan para pelaku yang sengaja mencari keuntungan dengan memakai cara kotor seperti itu. Mengingat orang yang mengonsumsi beras plastik bisa teracuni dan membahayakan nyawa mereka. “Itu kurang ajar, bisa bunuh orang itu !”, kata Djarot.
Sebagai informasi, seorang pedagang bubur di kawasan Mutiara Gading, Bekasi Timur, yakni Dewi Septiani, mengaku menemukan butiran beras yang diduga terbuat dari bahan plastik.
Sebelumnya Dewi membeli sebanyak 6 liter beras di toko langganannya dan ia baru merasakan keanehan setelah mengolah beras tersebut menjadi bubur.
"Dari pertama saya beli beras, baru kali ini saya menemukan beras seperti ini," kata Dewi kemarin. Sungguh sangat mengerikan kehidupan rakyat. [jj/dbs/voa-islam.com]