JAKARTA (voa-islam.com)- Beberapa waktu hari yang lalu, masyarakat, terlebih kalangan aktivis dan mahasiswa terkejut melihat foto “mesra” perwakilan BEM di istana Negara. Mereka (mahasiswa) berpose setelah dijamu oleh presiden Jokowi untuk makan malam. Melihat dan mendengar tersebut, para mahasiswa yang berkumpul di istana Negara kemarin mengatakan bahwa apa yang dilobi-lobikan Jokowi dan segenap pembantunya bukanlah sebuah solusi.
Kita, mahasiswa tidak butuh makan malam dengan presiden. Tetapi kita membutuhkan solusi,” tegas salah satu orator.
Mahasiswa asal Universitas Gadjah Mada (UGM) misalkan, di dalam orasinya mengatakan tidak berpengaruh dengan adanya info, berita, atau foto yang menisbatkan mahasiswa “disuap” oleh Jokowi. Yang ia tahu, bahwa hari ini (21/05/2015) turun adalah untuk membongkar kebohongan yang telah dilakukan oleh presiden Jokowi dan pendukungnya.
“Kita di sini tidak sendiri. Lihat kita. ‘SATU’. Di sini kita akan mengungkapkan kebenaran yang sesungguhnya terjadi,” katanya.
Dari manapun latar belakang, entah itu dari golongan ‘kanan atau kiri’, menurutnya itu bukan sebuah masalah yang mesti diungkap saat ini. Yang jelas, tambahnya, bahwa di sini mereka berdiri bersama-sama di dalam satu payung perjuangan untuk ungkap kedustaan-kedustaan Jokowi, serta omong kosongnya.
“Entah itu dari orang ‘kanan’ atau orang ‘kiri’, yang jelas kita di sini berjuang bersama-sama agar Jokowi tidak berbohong kembali kepada rakyat Indonesia,” imbuhnya dengan nada tegas. Dan ia menganggap Jokowi pun telah berkhianat terhadap 250 juta rakyat Indonesia.
Mereka juga menyebut bahwa presiden Joko Widodo selama memimpin tidaklah seperti seorang pemimpin, melainkan boneka yang dikendalikan oleh dalang. Maka dari itu, mahasiswa mengajak masyarakat untuk memperhatikan siapa sesungguhnya Jokowi, dan menurunkannya.
“Jokowi adalah boneka. Rakyat sudah mulai melihat siapa sesungguhnya jokowi. Turunkan Jokowi!” tambah orator yang disambut dengan pekikan ‘hidup rakyat’. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)