JAKARTA (voa-islam.com)- Presiden Joko Widodo akui bahwa sektor keuangan syariah berperan di dalam membangun roda perekonomian. Sehingga, ia meminta sistem syariah harus terus dikembangkan.
Perluasan pangsa pasar keuangan syariah masih sangat terbuka mengingat berdasarkan data Bank Dunia 2014 tercatat hanya 36,1 persen dari orang dewasa di Indonesia yang memiliki account di lembaga keuangan formal," kata Presiden saat menghadiri acara pencangan program Aku Cinta Keuangan Syariah yang diinisiasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Senayan, Jakarta, Minggu (14/06/2015) seperti yang dikutip Antara.
Presiden menjelaskan saat ini jumlah nasabah keuangan syariah sudah mencapai lebih 18 juta rekening. Indonesia juga merupakan negara dengan jumlah lembaga keuangan mikro terbesar di dunia, sebagian berbentuk baitul maal wa tamwil (BMT) dan koperasi jasa keuangan syariah, serta merupakan negara penerbit sukuk negara terbesar, dan satu-satunya negara yang menerbitkan sukuk ritel.
Presiden mengatakan, untuk mengembangkan sistem syariah masyarakat harus ikut diberikan pemahaman secara berkelanjutan. Juga diberikan inovasi layanan serta perlindungan pada nasabah.
"Kuncinya adalah membangun pemahaman masyarakat secara berkelanjutan, inovasi layanan, serta perlindungan kepada nasabah," demikian Presiden Jokowi.
Oleh karena itu, Presiden berpesan, agar keuangan syariah terus dikembangkan termasuk mendorong masyarakat memahami jenis-jenis keuangan syariah. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)