JAKARTA (voa-islam.com)- Monumen Nasional (Monas) pertama kali dibangun untuk rakyat, bukan untuk kongsi kapitalis ataupun asing dan asing. Monas didirikan sebagai hadiah dari presiden pada tahun 1959 melalui Kepres No. 241/1959.
Monas pun seluruhnya dibangun bukan menggunakan APBD DKI Jakarta. Tempat kumpul masyarakat Jakarta, dan masyarakat luar Jakarta pada umumnya sejatinya diperuntukkan sebagai wisata umum oleh mantan Presiden Soeharto.
“Monas dibangun dari oleh dan untuk rakyat, urunan seluruh rakyat Indonesia, bukan untuk kongsi kapitalis, bukan hadiah asing atau aseng. Dan Monas dibangun berdasarkan Kepres RI 241/1859, bukan dari Pergub DKI Jakarta. Tahun 1975 Monas dinyatakan untuk wisata umum oleh Presiden Soeharto,” kicau Ketua Umum DPP Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (PKLI) Ali Mahsun di akun Twitter resmi miliknya beberapa waktu lalu paska inseden PKL dengan aparat.
Menurutnya, seharusnya Monas tidak demikian kondisinya. Di mana masyarakat atau warga tidak dapat masuk bebas.
Tak seperti saat ini, ditutup rapat. Rakyat dibatasi ke Monas,” lanjutnya. Juga termasuk PKL yang diusir atau dipersulit mendekati Monas.
Sebelumnya, beberapa waktu lalu, tepatnya hari Sabtu (20/06/2015) malam terjadi insiden antara PKL sekitar Monas dengan aparat Satpol PP juga kepolisian. Insiden terjadi, menurut Ali karena PKL telah jenuh dengan beberapa kebijakan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta yang meminggirkan rakyat miskin Jakarta. Bahkan Ali menyebut Ahok sebagai penjajah karena menggusur dengan semena-mena. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)