View Full Version
Senin, 29 Jun 2015

Mampukah PDIP Menjadi Kekuatan Politik Pro-Rakyat dan Tidak Korup?

JAKARTA (voa-islam.com)  - Satu-satunya partai politik yang sangat siap menang di pilkada serentak, September 2015 ini, nampaknya hanya PDIP. PDIP yang  dikenal partai yang paling korup itu, dan paling banyak kader masuk bui, sekarang menghadapi pilkada serentak menyelenggarakan sekolah kader.
 
Di mana kader-kader 'terbaik' PDIP akan diproyeksikan menjadi kepala daerah. Dengan sekolah kader yang sekarang dipersiapkan menjadi kepala daerah. Sementara itu, Ketua Umum PDIP, Megawati, hari ini membuka sekolah bagi kader partainya yang akan maju ke pemilihan kepala daerah serentak mendatang.
 
Sebagai wadah mempersiapkan kader terbaik mereka, PDIP mengundang beberapa pakar di bidang komunikasi publik, pencitraan hingga intelijen untuk menjadi pembicara dalam sekolah calon kepala daerah tersebut.

Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPP PDIP, Bambang Dwi Hartono, mengatakan para pengajar sekolah ini berasal dari internal partainya dan juga pakar yang tidak berasal dari partai. "Narasumber perang total (total  war) mantan Kepala BIN Jendral AM Hendropriyono.
Hendropriyono yang menjadi 'Kingmaker' PDIP itu, memiliki posisi sentral, tetap berperan.
 
Hendropriyono akan memerikan gambaran tentang kompetitor (lawan) politik dari calon PDIP,  dan membuat perkiraan keadaan yang harus diantisipasi oleh seitap kader PDIP yang  bakal maju di pilkada. Hendro yang diduga pernah terlibat kasus pelanggaran HAM Talangsari dan Munir,  menjadi faktor penting di jajaran PDIP.
 
Selain itu, materi debat nantinya akan berada di bawah koordinasi mantan Pemred sebuah telivisi swasta, Rosiana Silalahi," ujarnya saat ditanya mengenai pengajar dari eksternal partai di kantor DPP PDIP, Jakarta, Minggu (28/6).

Dari sekian banyak materi, pelatihan komunikasi seperti debat, wawancara serta pencitraan pemda yang bersih dan transparan memakan waktu paling banyak, yakni delapan jam belajar. Sebanyak 137 kader PDIP tercatat akan mengikuti pendidikan kilat ini. Hanya sedikit dari mereka yang berstatus sebagai petahana.

Bambang menuturkan, sekolah ini tidak hanya diikuti pendatang baru pada pertarungan pilkada, tapi juga beberapa petahana. "Yang kami sekolahkan khusus yang bukan incumbent. Tapi banyak juga incumbent yang mendaftar karena melihat materi yang ada," ujarnya. Beberapa petahana yang akan menjadi peserta sekolah ini di antaranya adalah Bupati Jembrana, Putu Artha, dan Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti.
 
PDIP membangun kekuatan politik di tingakt daerah, dan melakukan penguasaan teritorial (wilayah) dengan menguasai daerah-daerah (kabupaten,  kota dan provinsi), sebagai persiapan menghadapi pemilu presiden 2019 nanti. Mega, dan orang-orangnya dekatnya berambisi menang pilpres di tahun  2019.
 
Mulai sekarang mereka bersiap mencaplok negara. Sayangnya, kemenangan PDIP itu bukanlah kemenangan bagi rakyat, tapi justru kemenangan itu, hanya dipersembahkan bagi kepentingan 'Asing  dan A Seng'. Nampak seperti dalam pemerintahan Jokowi  sekarang, yang oleh Amin Rais, disebutkan di belakang Jokowi kekuatan 'Siluman'. (dita/dbs/voa-islam.com)

 


latestnews

View Full Version