JAKARTA (voa-islam.com) - Seorang warga negara Indonesia dikabarkan dipenggal oleh mujahid Islamic State Iraq and Sham (ISIS) yang telah setahun terakhir mengubah menjadi Daulah Islam (Islamic State/IS). WNI itu dipenggal karena menularkan virus penyakit AIDS dan terungkap karena ia mendonorkan darahnya di rumah sakit milik IS sehingga membuat anggota kelompok itu terjangkit penularan penyakit AIDS.
Apa tanggapan Panglima TNI Jenderal Moeldoko?
"Saya baru tahu di media," kata Moeldoko di Lapangan Apel Denma, Mabes TNI, Cilangkap, Kamis (25/6/2015).
Dia mengisyaratkan belum mendapat laporan resmi terkait kabar pemenggalan WNI itu. Moeldoko pun tidak bisa memberikan pernyataan.
"Saya belum bisa jawab ya," sebut mantan Kepala Staf TNI AD (KSAD) itu.
Seperti diberitakan, seorang WNI dikabarkan dipenggal oleh kelompok IS. Namun, belum diketahui identitas WNI tersebut.
Pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Damakus pun kesulitan untuk memverifikasi berita yang sudah menyebar.
"Kami juga sudah ditanya Jakarta soal ini. Informasi kami sama saja dengan yang di Jakarta. Kami sulit untuk mengkonfirmasi," kata Duber RI di Suriah, Djoko Harjanto saat dikonfirmasi detikcom, Rabu (24/6/2015).
Siapakah Penyebar Virus HIV ?
Seorang pria yang disebut-sebut sebagai WNI dipenggal eksekutor ISIS setelah menyebarkan virus HIV ke anggota-anggota kelompok militan itu. Siapa sosok WNI ini masih misterius.
Dilansir sejumlah media barat, disebutkan bahwa WNI itu menyebarkan AIDS dengan cara mendonorkan darahnya ke kantong-kantong darah yang digunakan untuk kepentingan ISIS. Selain itu, si pelaku juga disebut memperkosa budak aliran sesat yazidi.
Kasus ini berawal ketika seorang anggota ISIS asal Mesir (30) yang telah menerima donor darah dari WNI tersebut, dipastikan terdiagnosa HIV/AIDS. Begitu pula dengan gadis Yazidi berumur 15 tahun yang menjadi budak seks WNI itu.
Penularan ini memicu kepanikan di kalangan militan IS di Shaddadi, provinsi Hasaka, Suriah. Bahkan kabarnya, seorang komandan lokal IS juga telah terinfeksi AIDS karena memperkosa gadis Yazidi itu.
Siapa sosok WNI yang 'merusak IS dari dalam' ini masih menjadi misteri. Karena dia berada di lokasi konflik, sulit bagi pemerintah untuk melacak identitas sosok tersebut.
“Kita sulit mengkonfirmasi soal ini, apalagi identitas aslinya tidak dibuka. KBRI Ankara dan KBRI Damaskus juga tidak bisa mengkonfirmasi,” terang Dirjen Perlindungan WNI Lalu M Iqbal, Kamis (25/6/2015).
Tak hanya di Kemlu, KBRI Suriah juga kesulitan melacak identitas WNI tersebut. “Kami juga sudah ditanya Jakarta soal ini,” jelas Dubes RI di Suriah Djoko Harjanto saat dihubungi detikcom, Rabu (24/6/2015).
Lokasi pemenggalan di wilayah IS sulit untuk dimasuki, sekalipun oleh warga Suriah. Akses informasi hanya melalui pemberitaan. “Kalau daerah konflik sulit untuk dimasuki, kalau kami masuk artinya kami membuka perundingan dengan mereka kelompok ISIS,” tutur Djoko.
Bagaimana pendapat anda? Benarkah isu tersebut atau sekedar propaganda?
Penularan ini memicu kepanikan di kalangan militan ISIS di Shaddadi, provinsi Hasaka, Suriah. Bahkan kabarnya, seorang komandan lokal ISIS juga telah terinfeksi AIDS karena memperkosa gadis Yazidi itu.
Belakangan terungkap, hasil pemeriksaan rekam jejak WNI ini menunjukkan bahwa dia menyadari dirinya terinfeksi HIV/AIDS. Sound And Picture mengutip keterangan seorang anggota IS yang menggunakan nama samaran Abu Qatada, yang memahami kasus ini.
Menurut Abu Qatada, hasil penyelidikan IS menemukan fakta bahwa WNI ini pernah melakukan tes HIV di Indonesia dan hasilnya positif. Pemeriksaan dilakukan sebelum dia bergabung dengan ISIS di Suriah pada September 2014.
Seorang jihadis IS, Abu Qatada membenarkan IS telah mengeksekusi mati seorang WNI dengan alasan telah menjangkiti dua anggota kelompok militan tersebut. Abu mengatakan, pihak IS kini tengah melakukan investigasi atas kasus tersebut.
"Awalnya kami menemukan satu kasus AIDS yang menjangkiti seorang imigran berkewarganegaraan Indonesia. Dia kemudian menyebarkan virus tersebut setelah mendonorkan darah di salah satu rumah sakit milik Daulah Islam," tuturnya seperti dimuat situs Raqqa-sl.com
Dalam kasus ini, si WNI yang tidak disebut identitasnya, diadili dan dijatuhi vonis mati oleh pengadilan IS. WNI ini didakwa secara sengaja membahayakan anggota ISIS lainnya dengan mendonorkan darahnya kepada anggota yang luka-luka.
Mungkinkah ada unsur kesengajaan dalam aksi donor darah oleh si WNI yang sudah mengetahui mengidap HIV ini?
Spekulasi pun bermunculan, termasuk kabar yang mennyebut pria tersebut sengaja menjalankan misi bunuh diri. Saat ini hanya pihak IS yang mengetahui kebenarannya mengingat pria tersebut sudah dipenggal.
Untuk diketahui, akses informasi ke wilayah IS pun sangat terbatas. KBRI di Damaskus tidak bisa memverifikasi cerita ini. Jurnalis-jurnalis pun memilih menghindar area tersebut. Selama ini, kabar yang muncul berasal dari propaganda yang disebar IS atau para investigator yang menyamar di lokasi.
[detik/rojul]