JAKARTA (voa-islam.com)- Menurut lembaga survey Saiful Mujani, posisi Presiden Joko Widodo berada di dalam kondisi yang tidak aman. Lembaga ini menyimpulkan bahwa Jokowi berada di dalam posisi defisit legitimasi dari sebagian besar rakyat Indonesia.
Pada kurun waktu hampir satu tahun lebih, misalnya merasa kecewa apa yang mereka pilih pada Pilpres lalu. Dan jumlah ini signifikan jika diakumulasi dengan masyarakat yang tidak memilih Jokowi sebagai presiden.
“Rakyat Indonesia yang menyesal memilih jokowi pada pilpres 2014 jumlahnya signifikan. Bila yang menyesal ini dijumlahkan dengan tidak memilih jokwi pada pilpres tersebut, mereka merupakan kekuatan mayoritas. Jokowi berada dalam deficit legitimasi rakyat,” demikian tertulis dalam rilis yang beredar di publik.
Selain itu yang membuat Jokowi diambang “kejatuhan”, survey ini menyebutkan bahwa tingkat keyakinan masyarakat Indonesia pada saat ini kepada pemerintahan yang dipimpin olehnya terjun bebas perihal kepercayaan untuk masa akan datang. “Selanjutnya tingkat keyakinan pada kemampuan jokowi untuk memimpin Indonesia menjadi lebih baik ke depan juga merosot tajam.” Sehingga tidak aneh bila kepuasan terhadap kinerja presiden jokowin dan pemerintahannya sangat rendah (40.7%), dengan di bawah legitimasi mayoritas mutlak rakyat Indonesia.
Faktor-faktor yang menyebabkan mengapa pemerintahan di bawah Joko Widodo merosot tajam bahkan mampu menyebabkan tumbang karena masyarakat menilai kondisi semakin parah. Misalnya saja kondisi umum nasional yang menyangkut ekonomi, politik, dan hukum yang makin ke sini tidak membaik. Justeru sebaliknya, cenderung semakin negatif.
“Setelah satu tahun jokowi dipilih oleh rakyat sebagai presiden, kondisi umum nasional, terutama ekonomi, politik, dan hukum, tidak menjadi lebih baik. Sebaliknya, cenderung semakin negatif.”
Rilis ini beredar dan didapat pada hari Kamis, tanggal 9 Juli 2015. Perlu diketahui, bahwa pemerintahan di bawah Jokowi, ekonomi Indonesia, terutama rupiah justeru semakin melemah. Diperkirakan mampu menembus 15.000. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)