JAKARTA (voa-islam.com) - Pergantian kabinet Jokowi yang belulm setahun itu, hanya menandakan posisi Letjen Luhut Binsar Panjaitan, nampak semakin 'powerfull' (sangat berkuasa). Luhut mejadi sangat digdaya, dan memiliki kekuasaan yang luas. Luhut menggantikan Tedjo Edhi, sebagai Menko Polhukam, sekaligus merangkap sebagai Kepala Staf Krepresidan.
Luhut yang merupakan sahabat lama Jokowi itu, diberi kekuasaan yang sangat luas, dibidang Polhukam, dan sekaligus merangkap sebagai Kepala Staf Kepresidenan. Luhut akan menjadi tulang punggung (backbone) bagi Jokowi, khususnya terkait bidang Polhukam. Ini mirip di zaman Soeharto, yang menjadi Menhankam adalah Jendral M.Panggabean.
Sekarang Jokowi dengan berusaha memasukkan pasal penghinaan presiden dalam KUHP, nampaknya akan menjadi senjata yang 'ampuh' untuk memenjarakan lawan-lawan politik yang mengkritiknya, dan memenjarakan siapa saja yang dianggap menjadi lawan politik dengan menggunakan tangan 'proxy' KPK atau aparat penegak hukum lainnya.
Dibangian lain, Menteri Sekretaris Negara Pratikno telah membagikan undangan resmi pelantikan menteri Kabinet Kerja hasil perombakan jilid pertama. Pelantikan akan digelar Rabu, 12 Agustus 2015 pukul 13.10 WIB.
Inilah kira-kira para mentneri yang bakal diganti oleh Jokowi, yang beredar beberapa nama menteri yang akan dilantik yaitu:
1. Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil akan digantikan Darmin Nasution.
2. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Andrinof Chaniago akan digantikan Sofyan Djalil.
3. Menteri Perdagangan Rachmat Gobel akan digantikan ekonom Thomas Lembong.
4. Menteri Koordinator Bidang Maritim Indroyono Soesilo akan digeser oleh Rizal Ramli.
5. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Tedjo Edhi Purdijatno akan digantikan Luhut Binsar Panjaitan, yang sekaligus menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan.
6. Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto akan digantikan Pramono Anung.
Selain itu, posisi Menko Ekuin akan dipegang Darmin Nasution, yang jebolan Perancis yang memang dinilai cukup menguasai bidang ekuin. Tapi, ajakan Jokowi memasukan Sri Mulyani dalam susunan kabinet yang baru Jokowi, ditolak oleh Sri. Barangkali Sri Mulyani yang sekarang di Bank Dunia, bahwa dia tidak mau mempunyai 'bos' Jokowi. (dita/dbs/voa-islam.com)