JAKARTA (voa-islam.com) - Nilai tukar rupiah melemah 122 poin menjadi Rp 14.038 per dolar AS dari Rp 13.916, Senin pagi, 24/8/2015. Rupiah semakin sekarat. Tak mempan dengan 'obat reshufle' yang diminumkan oleh Jokowi. Justru semakin ambruk nilai rupiah.
NH Korindo Securities Indonesia kepala riset Reza Priyambada mengatakan bahwa dolar AS telah dihargai lagi terhadap mayoritas mata uang Asia pada Senin pagi, karena ada kemungkinan bahwa Federal Reserve AS (Fed) akan meningkatkan tingkat dana pada bulan September.
"Meskipun diragukan bahwa Fed akan meningkatkan tingkat dana mengingat bahwa ekonomi global terus melambat, pelaku pasar masih ingin mengumpulkan dolar AS," katanya seperti dikutip Antara di Jakarta, Senin.
Pada saat yang sama BI terus memperhatikan kemungkinan dampak dari tindakannya pada ketersediaan SBN untuk inflow dan likuiditas pasar mata uang.
Analis lebih lanjut mengatakan bahwa BI juga telah memperkuat manajemen likuiditas rupiah dengan melakukan operasi pasar terbuka untuk menggeser likuiditas untuk jangka waktu jatuh tempo lebih lama dan menyesuaikan frekuensi lelang pertukaran valuta asing dari dua kali seminggu untuk seminggu sekali.
Bank Sentral berusaha melakukan penyesuaian harga dan memperpanjang masa jatuh tempo hingga tiga bulan. Ini menghindari kebangkrutan nilai tukar rupiah yang terus melemah. Prediksi rupiah bisa tembus Rp 16.000/1USD.
Nampaknya, BI akan jebol menghadapi situasi keuangan global yang berdampak atas nilai rukar rupiah yang sudah semakin loyo. Bagaimana cadangan devisa habis, masih akan bernafsu pilkada? (dita/dbs/voa-islam.com)