JAKARTA (voa-islam.com) - Melambatnya perekonomian Indonesia yang dibarengi dengan jatuhnya mata uang rupiah mendapat sorotan dari banyak pihak. Walaupun begitu, Pemerintahan Jokowi-JK masih tampak yakin bahwa kondisi perekonomian Indonesia akan selamat, tidak akan jatuh ke jurang krisis.
Prof. Yusril Ihza Mahendra berharap agar Jokowi tidak terlalu percaya diri, karena bisa saja kepercayaan diri itu jusru menjerumuskan Indonesia sebagaimana terjadi pada krisis moneter di masa Presiden Soeharto
Menanggapi hal itu, pakar hukum tata negara, Prof. Yusril Ihza Mahendra berharap agar Jokowi tidak terlalu percaya diri, karena bisa saja kepercayaan diri itu jusru menjerumuskan Indonesia sebagaimana terjadi pada krisis moneter di masa Presiden Soeharto.
“Jangan over confident bahwa kita masih punya banyak amunisi untuk mengantisipasi ancaman krisis moneter dan ekonomi,” tulis Prof. Yusril pada akun Twitter @Yusrilihza_Mhd, hari Selasa (25/8) dengan sedikit perbaikan tata bahasa.
Ia memperingatkan, bahwa cadangan devisa Indonesia tidak cukup besar untuk dapat melakukan intervensi terhadap pelemahan nilai tukar rupiah. Karena utang luar negeri pemerintah dan swasta; berbentuk mata uang Dollar Amerika yang akan jatuh tempo pada akhir tahun ini dipastikan membengkak disebabkan pelemahan rupiah. Dan ini akan menyedot devisa yang cukup besar. Sedangkan penerimaan pajak jauh dari target yang dicanangkan.
“Penerimaan APBN terutama dari pajak dan pertambangan jauh dari memenuhi target. Kita dalam kesulitan yg besar,” tegas Yusril.
Ditambah lagi dengan, ekspor andalan Indonesia juga anjlok karena situasi ekonomi di China dan melemahnya permintaan dari negara-negara tujuan ekspor.
“Dengan cara apa atasi kesulitan ini? Tambah utang baru ke Bank Dunia, ADB dll? Ini justru akan memperparah keadaan,” tulis Prof. Yusril.
“Saya mendoakan Pemerintah, Presiden Jokowi punya jurus-jurus sakti atasi ancaman krisis ini,” harapnya. [abp/mna/pribumi]