View Full Version
Rabu, 26 Aug 2015

70 Tahun Merdeka Makan Tempe Saja Rakyat Bakal Tak Mampu

JAKARTA (voa-islam.com) - 70 tahun merdeka, makan tempe saja bakal sulit. Ini semua akibat kedelai harus diimport, sedangkan dollar terus membubung tinggi. Tempe pun mulai menghilang dari pasar. Sebelumnya,  daging sapi dan ayam potong sudah hilang dari pasar.

Dampak penguatan dolar AS tak hanya berimbas kepada industri besar saja. Pengusaha tempe di Kabupaten Lebak, Banten yang notabene Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terancam bangkrut.

Semua usaha rakyat yang menggunakan bahan baku import bakal bangkrut. Tidak akan ada lagi yang bisa bertahan hidup.

Adhari, seorang pengrajin tempe warga Desa Rangkasbitung Timur, mengakui harga kedelai impor di tingkat pengecer mencapai Rp. 8.200/kg.

Sebelumnya, harga kedelai yang diimpor dari Argentina dan Amerika Serikat memang sudah mahal yakni Rp. 7.000/kg.

"Kenaikan harga kedelai itu akibat dampak pelemahan nilai rupiah hingga mencapai Rp 14.000 per dolar AS," kata Adhari di Lebak, Rabu (26/8/2015).

Saat ini, kata Adhari, pelaku usaha tempe kebingunan setelah harga kedelai mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Untuk menaikkan harga jual, sangatlah tidak mungkin karena daya beli sedang lemah. Kondisi ini, tentunya menjadi ancaman serius bagi industri tahu dan tempe yang bergantung dari kedelai. demi bertahan hidup, mereka terpaksa mengurangi produksi sampai 60%.

Pengusaha  tahu dan tempe di Kabupaten Lebak, terpaksa menggunakan kedelai impor karena keterbatasan kedelai lokal.

"Kami sangat terpukul dengan kenaikan kedelai karena keuntungan relatif kecil akibat biaya produksi cukup tinggi," kata Soleh, pengrajin tempe dari Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak.

Krisis ekonomi terus memakan korban. Sekarang rakyat yang hidupnya tergantung pada tempe bakal sulit, karena harga kedelei sangat mahal.

Tak ada lagi usaha yang bisa bertahan akibat harga kedelei mahal. Padahal, lahan-lahan berjuta-juta hektar bisa saja ditanami kedelei. Sayang, pemerintah hobinya mengimport karena mereka mengharapkan sogokan dari 'taipan' Cina, yang menyebabkan rakyat malas menanam kedelai. (dita/dbs/voa-islam.com)

Editor: RF

 


latestnews

View Full Version