JAKARTA (voa-islam.com)- Radhar Panca Dahana selaku budayawan senior menilai aneh keinginan Presiden Joko Widodo yang ingin menghapus bahasa Indonesia untuk tenaga kerja asing (TKA). Bahkan ia menilai, apa yang diinginkan Jokowi sebagai kepala Negara terlihat seperti menjual negara kepada pihak asing.
Jika ingin meningkatkan investor, menurut Radar caranya bukan dengan menghilangkan bahasa bangsa. Karena menurutnya justeru dengan begini Indonesia dinilai tidak memunyai martabat di mata dunia.
"Berarti, jati dirinya bisa dibeli dong dengan sejumlah uang investasi," ucapnya, Selasa (25/08/2015) seperti yang diberitakan Republika.
Keinginan Presiden Jokowi, menurut dia, justru melecehkan bangsa sendiri. Apalagi bila dikaitkan dengan momentum Sumpah Pemuda 1928. Jika hal itu terjadi maka Jokowi dikatakan tidak mampu menggunakan logikanya sebagai kepala pemerintahan.
"Sumpah Pemuda isinya apa? Tanah Air, bangsa, dan bahasa. Kalau bahasanya dilalaikan, disubordinasikan seperti itu, berarti bangsanya terpuruk. Bagaimana logikanya (Presiden), saya enggak mengerti," jelasnya. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)
Editor: RF