View Full Version
Kamis, 27 Aug 2015

Rupiah Menyentuh Rp. 14.100/1USD, Presiden dan Menteri Hanya Memberi JJP Rakyat

JAKARTA (voa-islam.com) - Pelemahan rupiah terus terjadi, bahkan diprediksi akan terus sampai Maret 2016. Barangkali rakyat sudah semakin terkapar dengan kondisi  krisis finansial yang semakin panjang itu. Presiden Jokowi hanya bisa membuat anjuran agar rakyat membeli produk dalam negeri dan JJP (janji-jani palsu).

Menurut data Bloomberg, Rabu (26/8) di pasar spot rupiah menyentuh level Rp. 14.101 per dollar AS atau melemah 0,33% dari sebelumnya Rp. 14.054 per dollar AS.

Sementara itu, mengacu data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), rupiah terpuruk di Rp. 14.102 per dollar AS atau melemah 0,25% dari sebelumnya Rp. 14.067 per dollar AS.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyatakan, rupiah diselimuti sentimen negatif dari pasar eksternal. Pertama, masih kencangnya spekulasi kenaikan suku bunga The Fed. Dua, devaluasi yuan yang merontokkan kepercayaan pelaku pasar terhadap aset berisiko. Efeknya, investor memilih pegang dollar AS. Apalagi, dari domestik belum ada katalis yang bisa menjadi amunisi bagi rupiah untuk bangkit. 

“Sebenarnya, dari sisi fundamental ekonomi, nilai rupiah sudah undervalue,” ujar Josua. Ia memperkirakan, hari ini pelemahan rupiah bisa berlanjut, meskipun dalam kisaran sempit.

Tonny Mariano, Analis Esandar Arthamas Berjangka menyebut, BI perlu intervensi lebih aktif untuk menjaga rupiah. Selain itu, kebijakan yang dibuat untuk menyokong rupiah harus ditegakkan, seperti aturan wajib penggunaan rupiah. Selain itu, penyerapan anggaran belanja pemerintah harus dipercepat demi menjaga optimisme pelaku pasar.

"Selama itu belum dilakukan, pelemahan rupiah masih rentan terjadi," kata Tonny. Para pemegang kuasa termasuk Gubernur BI, Martoyo, tetap memberi PHP, bahwa krisis ini akan berlalu, dan fundamental ekonomi Indonesia sangat kuat, cetusnya.

Sementara itu, 'bos' Lippo Group Mochtar Riyadi, meminta insentif bagi dunia usaha yang diterpa badai krisis sekarang ini. Jadi Mochtar lebih mementingkan para 'taoke' daripada rakyat yang sedang sekarat akibat krisis ini. (dita/dbs/voa-islam.com)

Editor: RF


latestnews

View Full Version