View Full Version
Senin, 31 Aug 2015

Sri Adiningsih Menggantikan Luhut B.Panjiatan Sebagai Kepala Staf Presiden?

JAKARTA (voa-islam.com) - Sekarang terjadi power struggle' (perebutan kekuasaan) di antara orang-orang di jajaran 'inner circle' Jokowi, termasuk partai pendukungnya, memperebutkan posisi jabatan Kepala Staf Kepresidenan yang sekarang ini ditangan Luhut.

Menurut peneliti utama The Jokowi Institute, Amir Hamzah menilai, saat ini ada kekuatan pembentukan isu dan persepsi guna memengaruhi Presiden Joko Widodo terkait pengisian posisi kepala staf presiden (KSP).‎

"Beberapa sumber kekuatan yang sama-sama mengaku dan atau merasa dekat dengan Jokowi saling sikut untuk menjadi yang terdepan memberikan pengaruh dalam berbagai bentuk kepada Jokowi," kata Amir Hamzah, Sabtu (29/8).

Menurutnya, dari mulai lingkungan PDI Perjuangan, relawan Jokowi, sahabat/kenalan Jokowi, ditengarai mencoba menggadang nama yang dirasa pas mengisi KSP. Nama-mana sejumlah tokoh pun semakin marak muncul, termasuk dari ‎berbagai kelompok yang melemparkan pemikirannya yang muaranya berupaya untuk menyatakan bahwa dari mereka adalah yang terbaik untuk posisi KSP.

Padahal hitungan-hitungan publik selama ini memperkirakan bahwa KSP yang dibentuk Jokowi seperti hanya sebagai kanal untuk menampung bekas posisi Luhut Binsar Panjaitan (LBP), menjadi terbantahkan. ‎

Mencuat nama seperti Jenderal Hendropriyono dari kalangan militer dan Sri Adiningsih yang marak dari kelompok PDIP. Sementara dari lingkungan pengusung Jokowi ada sejumlah nama seperti Darmawan Prasodjo, Eko Sulistyo, hingga Andogo Wiradi.

Sementara, Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) sendiri mengusung nama Jusman SD yang juga sama-sama berlatar belakang militer seperti dirinya.

"Analisis kami menyatakan bahwa dengan posisi LBP yang semakin moncer maka akan terlihat Jokowi tersandera jika dia masih memasang orangnya LBP. Bisa saja itu dinafikan Jokowi, namun di luar istana akan melihat bahwa LBP sangat mengatur Jokowi. Pemikiran seperti itu tentu tidak diinginkan Jokowi," ungkap Amir Hamzah.

Yang terideal bagi Jokowi, menurutnya, adalah dengan memasang orang yang bisa semakin menghidupkan komunikasi dan sambung rasa dengan kelompok PDIP. Nama yang sangat pas salah satunya adalah Hendropriyono.

"Tetapi, politik bisa seperti apa saja. Bisa saja nama lain yang akan menempati KSP dari unsur-unsur di atas, namun tentunya posisi Jokowi tidak akan se-happy saat dia dahulu dengan mandiri memilih nama LBP menjadi KSP-nya," ujar Amir.

"Kami dengar besok (Minggu 30/8) akan diumumkan. KSP bisa membantu kondisi perekonomian yang sedang morat-marit sembari menunggu reshuffle jilid 2," ucapnya. Barangkali  di tengah perebutan yang terjadi diantara orang-orang dekatnya Jokowi, kemungkinan besar Jokowi akan memilih alumni UGM, yaitu Sri Adiningsih sebagai Kepala Staf Presiden.

Sri Adiningsih sebelumnya diisukan akan masuk jabatan menteri dalam kabinet Jokowi, ternyata gagal, karena Jokowi lebih memuaskan nafsu partai pendukungnya. Sekarang Jokowi akan memasang ekonom UGM pada jabatan Kepala Staf Kepresiden di saat Indonesia menghadapi krisis. (dita/dbs/voa-islam.com)

Editor: RF


latestnews

View Full Version