JAKARTA (voa-islam.com) - Di tengah krisis ekonomi Indonesia Direktur International Monetary Fund (IMF) Christine Lagarde datang ke Jakarta menemui Jokowi.
Indonesia hampri mirip Yunani, yang mengalami 'default' alias bangkrut akibata timbunan utangnya yang mencapai Rp 5.000 triliun, dan Perdana Alexis Tsipras mengundurkan diri.
Lagarde menjelaskan, pihaknya selaku lembaga keuangan internasional punya pengawasan dan penilaian terhadap situasi ekonomi masing-masing negara anggotanya.
Ekonomi Indoneisa juga sudah masuk 'redline' (garis merah), akibat utang. Utang pemerintah dan utang swasta yang akan jatuh tempo di bulan Nopemberi ini. Total utang Indonesia sudah mencapai Rp 4.000 triliun.
"Kami memiliki pengawasan. Kami memberikan penilaian. Ketika saya berbicara dengan 188 anggota kami, saya mendapat banyak kritikan, dan kami harus merespons apa yang mereka butuhkan," kata Lagarde.
Terkait dengan situasi perekonomian global saat ini, menurut Lagarde, seperti negara berkembang lainnya, Indonesia perlu mencermati beberapa hal, di antaranya penurunan pertumbuhan perekonomian China, perlambatan perekonomian global, dan membaiknya pertumbuhan Amerika Serikat (AS).
"Semua itu akan berdampak pada perekonomian negara lain, termasuk Indonesia, dan Indonesia harus mengantisipasi berbagai proses perubahan ini," jelasnya. Ia menambahkan, Indonesia mempunyai pengalaman yang cukup dalam menghadapi krisis ekonomi.
"Seperti yang terjadi pada tahun 2013. Saat ini laju pertumbuhan ekonomi Indonesia tengah mengalami penurunan sampai di bawah 5%. Namun, ini tidak berlangsung permanen, asal Indonesia membangun sumber pertumbuhan ekonomi baru," katanya.
Pemerintah Indonesia gagal mencapai pertumbuhan ekonomi, dan kisarannya hanya 4 persen. Ini akan berdampak terhadap penyerapan tenaga kerja.
Nampaknya, menurut berbagai sumber Lagarde menitipkan Sri Mulyani, yang sekarang masih di Amerika, dan berharap Sri masuk dalam pemerintahan kabinet Jokowi menangani ekonomi yang morat-marit. Mungkinkah Sri Mulyani yang dipuji Lagarde itu, dimasukan oleh Jokowi dalam kabinetnya? Meskipun, konon Sri menolak dan digantikakn oleh Darman Nasution. (sasa/dbs/voa-islam.com)