JAKARTA (voa-islam.com)- Koordinator Indonesian Society for Humanity (ISFH), Novel memandang salah besar bila Abdel Fattah Al-Sisi (As Sisi) pemimpin Mesir saat ini diundang oleh pemerintah Indonesia. As Sisi yang telah mencatat sejarah sebagai pembantai manusia modern, dan Indonesia sebagai Negara yang sangat menjunjung tinggi kemanusiaan dan kemerdekaan dirasa cukup ironis jika memang tetap mengundangnya ke istana. Demikian pers rilis yang didapat oleh tim voa-islam.com di lapangan siang ini (03/09/2015).
Kecuali jika presiden Joko Widodo mengundang untuk niat menangkap As Sisi, maka ISFH mendukungnya. "Undangan Joko Widodo untuk As Sisi sangat kami sayangkan. Kecuali jika Jokowi berniat menangkap As Sisi. Kami menolak kehadirannya di Indonesia dan akan menghadangnya di depan istana Negara selama dua hari ke depan," tegas Novel.
Sosok As Sisi, lanjut Novel, selain merupakan kudeta berdarah, juga adalah penguasa rezim otoriter yang lebih mengutamakan kepentingan-kepentingan Asing daripada keutuhan dalam negerinya sendiri.
Inilah kejahatan berdarah As Sisi, di antaranya pembantaian Garda Republik (8 Juli 2013), pembantaian Stadion Manshuroh (19 Juli 2013), embantaian Monumen Sadat (27 Juli 2013), Pembantaian Nadhoh Square dan Pembantaian Rabiah (14 Agustus 2013), Pembantaian Ramsis (16 Agustus), serta Pembantaian Abou Zabal (18 Agustus 2013). Dan juga hingga kini masih ada 300 tahanan di dalam penjara. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)