JAKARTA (voa-islam.com) - Partai yang didirikan oleh Amin Rais itu, sudah kebelet dan tidak mampu menahan syahwat kekuasaan, maka memutuskan bergabung dengan pemerintahan Jokowi.Ibaratnya, PAN masuk ke dalam kapal yang sudah oleng dan nyaris tenggelam.
PAN bersilat lidah menutupi sikap oportunisnya itu dengan mengatakan, meskipun bergabung bersama pemerintah Presiden Jokowi, Partai Amanat Nasional (PAN) tak mau disebut masuk Koalisi Indonesia Hebat (KIH). Sekretaris Jenderal PAN, Edy Soeparno mengatakan, Koalisi Merah Putih (KMP) dan KIH sudah tidak relevan lagi dalam situasi politik saat ini.
"Persepsi ini (bergabung dengan KIH) perlu kita luruskan. Kita bergabung ke pemerintah, bukan ke KIH. Agak bahaya kita bergabung ke KIH, ekonomi lagi jelek sekali, kalau kita terpikir kotak-kotak, siapa yang mau menyelamatkan perekonomian ini," kata Edy, Rabu (2/9/2015).
Dia pun mengungkapkan alasan partainya bergabung dengan pemerintah. Alasan utamanya karena ekonomi yang lemah. "Karena problemnya sudah nasional, harus bantu agar ada soliditas," ujarnya. Seperti diketahui, Presiden Jokowi resmi mengumumkan, bahwa PAN bergabung dengan pemerintah. Dikabarkan, PAN mendapat jatah 3 Menteri.
PAN 'ngiler' dengan kursi 'rombeng' dari Jokowi, tanpa lagi memperhatikan kondisi umat dan bangsa yang terpuruk akibat berbagai kebijakan pemerintahan Jokowi. Tapi, PAN dengan sangat tega bergabung dengan Jokowi dan meninggalkan rakyat. Bagaimana PAN? Katanya PAN bermakna sebagai partai yang 'amanah'? Jebule PAN tukang apus-apus rakyat. Bergabung dengan Jokowi yang sudah menyangsarakan rakyat? (dita/dbs/voa-islam.com)