View Full Version
Rabu, 09 Sep 2015

SBY Masih Ngiler Kekuasaan, Walaupun Sudah Dua Kali Berkuasa

JAKARTA (voa-islam.com) - Nampaknya SBY masih 'ngiler' dengan kekuasaan. Walaupun anak Komandan Koramil Pacitan itu sudah dua kali menjadi presiden, tapi syahwatnya terhadap kekuasaan belum pupus.

Selama SBY menjadi presiden, hal yang paling monumental adalah dikeluarkannya PERPU tentang Pilkada dipilih langsung. Bisa jadi PERPU itu keinginan Washington.

SBY seperti mengalami 'syndrom' kekuasaan, dia tak henti-henti bicara, seakan SBY seorang negarawan yang paling 'super', dan berhasil dalam  mengelola negara. Selama dia berkuasa, hampir seluruh kader dan pimpinan Demokrat masuk bui. Dari ketua umum, bendara umum, dewan pembina, dan sejumlah menteri semuanya masuk bui. Inilah warisan terpenting SBY.

Di bagian lain,  Edhie Baskoro Yudhoyono, putra bungsu mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, melontarkan pernyataan menarik yang menunjukan 'kengileran' SBY terhadap kekuassaan.

Dalam pidatonya di acara ulang tahun Partai Demokrat di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu, 9 September 2015, Ibas--begitu panggilan Ketua Fraksi Partai Demokrat itu--menyebut masyarakat menginginkan agar SBY kembali menjadi presiden. 

"Banyak rakyat yang rindu dan mengatakan I WANT SBY BACK. Saya cuma bisa tersenyum," kata Ibas saat pidato pembukaan ulang tahun Partai Demokrat di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu, 9 September 2015. Nggak tahu rakyat mana yang masih ingin SBY kembali menjadi presiden?

Ibas justru menerjemahkan ungkapan tersebut sebagai tanda cinta masyarakat kepada partai Demokrat. Menurut Ibas, masyarakat rindu dengan gaya kepemimpinan SBY dalam mengatasi masalah, terutama tekanan ekonomi.

Rakyat, kata Ibas, akhirnya paham bahwa mengelola pemerintahan tak semudah yang dibayangkan khalayak. Rakyat, ujar Ibas, menilai SBY mampu memimpin dan mengatasi segala masalah selama 10 tahun kepemimpinan.  "Alhamdulilah bakti SBY nyata dan bisa dirasakan setelah paripurna," kata putra kedua SBY itu.

Pada Pemilu 2014, Partai Demokrat kalah dan tak masuk dalam kabinet. Partai berlambang mercy ini memilih menjadi partai non-blok, bukan pendukung pemerintah atau oposisi.

Memang, kekuasaan itu seperti kue 'legit' yang membuat siapapun bisa 'ngiler' dan ingin makan. Sayangnya, hal ini tidak enak bagi rakyat. Seperti yang berlangsung saat SBY berkuasa, ia semakin berkiblat ke Amrik. SBY berharap akan datang mukjizat dari Gedung Putih saat Jokowi klenger, dan menunjuk dia lagi menjadi presiden. (sasa/dbs/voa-islam.com)

Editor: RF


latestnews

View Full Version