JAKARTA (voa-islam.com)- Pengamat dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia, Salamudin Daeng menyatakan rupiah yang kian terpuruk disebabkan oleh daya beli ekonomi tidak maksimal. Sedangkan di sisi lain inflasi terus saja menguat.
"Problem terbesar ekonomi kita itu karena daya beli kita jatuh. Di atas, inflasi juga nampak tinggi," sampainya pada saat menjadi pembicara dalam diskusi yang diadakan Hizbuh Tahrir Indonesia (HTI) kemarin siang (09/09/2015).
Bukan hanya itu, Daeng juga menyebutkan internal pemerintah saat ini, yang dipimpin Joko Widodo berantakan. Tidak tentu arah.
"Antar lembaga dengan pemerintah kita saksikan tidak sejalan. Terlihat disintegrasi. Tidak adanya tujuan bersama menyelesaikan persoalan ini," tambahnya singkat.
Beda dengan kepemimpinan masa lalu, ia mencontohkan misalnya era Soekarno dan Seoharto. Dalam menguatkan ekonomi, kedua tokoh tersebut memiliki perencanaan yang matang.
"Jika Seokarno memiliki Trisakti. Sedangkan Seoharto memiliki Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN)," imbuhnya.
Untuk era saat ini, Daeng tidak melihat hal itu. Justru yang ia melihat, pemerintahan saat ini seperti mempunyai jalan masing-masing. Tidak saling mendengarkan satu dengan yang lainnya.
"Jokowi bicara apa, sementara lembaga lain mempunyai resep lain. Dan lihat saja, menterinya menggunakan caranya sendiri-sendiri," kritiknya. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)