JAKARTA (voa-islam.com)- Banyak ragam menanggapi Anggota DPR RI yang bertemu dengan pengusaha sekaligus Capres AS, Donald Trump. Mulai dari rakyat awam hingga pakar ilmu yang dimiliki.
Melalui acara yang ditayangkan oleh stasiun televisi swasta tadi malam, misalnya saja pakar Tata Negara Refli Harun menyatakan bahwa Anggota DPR RI yang terkena sorot hingga terdapat berfoto dengan Donald Trump secara etika mereka melanggar. Bahkan Refli menyatakan Anggota Dewan yang menyengaja pelesiran ke daerah atau tempat yang tidak lazim seperti diskotik secara etika pun melanggar.
“Etika bekerja. Pun secara etika anggota DPR RI dilarang ke diskotik,” katanya seperti yang ditanyangkan jaktv.
Ia juga menyebut bahwa anggota dewan yang di dalam kunjungannya terlihat demikian, maka secara etika mereka melanggar harkat dan martabat bangsa. “Di peraturannya ada kata harkat dan martabat,” sambungnya. Dan hal ini dapat membuat publik geger melihatnya jika anggota dewan berprilaku demikian.
Namun, menurut pakar komunikasi yang turut hadir dalam diskusi tersebut mengatakan bahwa apa yang dilihat publik mestinya harus adil. Contohnya saja ia menyebut pada beberapa waktu lalu Joko Widodo mengunjungi orang berpengaruh di Amerika. Dan ia melihat Joko Widodo seharusnya diperlakukan hal yang sama karena ia dipandang publik pada saat itu sebagai presiden RI.
“Seharusnya kita mampu adil. Pada beberapa waktu lalu Jokowi juga menghadiri acara di sana dengan status presiden RI,” kata Efendi Ghazali.
Senada dengan Ali Mochtar Ngabalin yang turut hadir, menyatakan bahwa apa yang dikatakan oleh Refli dibesar-besarkan. Seharusnya, menurutnya ia tidak hanya mendengar dan melihat dari media umum saja untuk melakukan argument itu.
“Sebaiknya anda langsung bertanya kepada yang bersangkutan agar tidak menimbulkan fitnah,” ucapnya. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)