View Full Version
Sabtu, 12 Sep 2015

Indonesia Bisa Terancam Menjadi Negara Gagal

JAKARTA (voa-islam.com)- Perkembangan ekonomi sangat mencemaskan akhir2 ini. Rupiah terus melorot ke ambang paling kritis seperti di tahun krisis moneter 1998. Gelombang PHK makin nyata. Ketersediaan dan harga kebutuhan pokok semakin tak terjangkau oleh masyarakat miskin. 

Sementara itu, prediksi pemerintahan Jokowi bahwa pertumbuhan ekonomi akan meroket di kwartal terakhir tahun ini juga meleset, jauh panggang dari api. Ini karena rendahnya penyerapan fiskal serta merosotnya investasi riil. Disamping itu daya beli atau consumption rate terus melemah akibat merosotnya produktivitas masyarakat.

"Semua ini mengingatkan kita pada ancaman fenomena ‘failed state’ atau negara gagal" ujar Kastorius Sinaga, Juru Bicara Partai Demokrat berbentuk rilis yang diterima redaksi voa-islam.com

Fenomena negara gagal tidak hanya ditandai oleh pertikaian politik seperti di negara-negara Afrika atau Timur Tengah.  Untuk negara-negara demokratis baru emerging market seperti Indonesia, gejala negara gagal selalu dimulai dari ranah ekonomi dan kapabilitas negara di dalam mengelola krisis yg muncul dari sektor ekonomi. 

Pemerintah Jokowi-JK harus menyadari ini dan jangan menganggap remeh akan kemungkinan munculnya spiral destruksi krisis ekonomi yg dialami Indonesia saat ini. 

"Kalangan masyarakat menengah ke bawah mengalami tekanan krisis yang sangat hebat saat ini yang kemudian mengerus tingkat kepercayaan mereka terhadap kapasitas pemerintah di berbagai bidang, seperti ekonomi, hukum dan jaring pengaman sosial," ujar Kastorius yang juga salah satu ketua DPP PD 2014-2019. 

Kegaduhan politik di tingkat elit kabinet dan parlemen secara langsung telah mengkikis harapan mereka akan adanya perbaikan dari ranah elit politik.  "Semua ini ibarat bom waktu yang bisa menghantar Indonesia ke ambang negara gagal (failed state). Gagal dari sisi ekonomi yg berujung pada gejolak politik," tambahnya.

Bukan justru sebealiknya banyak menyalahkan pihak lain di luar pemerintahan. "Tidak sebaliknya, sibuk saling menyalahkan dan berlindung di balik kesulitan faktor global" tutupnya. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version