View Full Version
Jum'at, 18 Sep 2015

Mega dan PDIP Habis Tarak Puasa, Sekarang Kemaruk dan The All President Men

JAKARTA (voa-islam.com) - PDIP   selama 10 tahun pura-pura 'puasa' sesudah kekeyangan, selama Mega berkuasa dan menjadi presiden dengan menjual asset negara. PDIP partai yang mengaku partainya 'WONG CILIK",  sekarang mulai lagi melahap makanan kekuasaan.

Sekarang PDIP yang selama sepuluh 'tarak; itu,  mengusulkan kenaikan gaji Presiden dan Wapres, PDIP telah menyakiti hati rakyat. Saat ini rakyat sudah sangat terdzalimi akibat kebijakan Presiden Jokowi yang diusung PDIP. Rakyat sekarat dan bangkrut akibat dipimpin Jokowi yang diusung PDIP.

Seperti disampaikan pengamat politik Muslim Arbi kepada intelijen (17/09). “Di tengah kemerosotan ekonomi , PDIP telah mengusulkan kenaikan gaji, itu sangat menyakiti hati rakyat,” tegas Muslim Arbi.

Menurut Muslim, harusnya PDIP menyadari, rakyat kecil sudah terbebani akibat kebijakan dari Presiden yang dari kader PDIP. “Ini usulan PDIP yang tidak rasional. Nampaknya PDIP yang tidak berkuasa sangat lapar, apa saja dimakan, mumpung ada kesempatan,” sindir Muslim.

Kata Muslim, rakyat tidak akan memilih PDIP lagi di Pemilu 2019, karena berbagai kebijakannya merugikan rakyat. “Pada Pemilu 2019, PDIP akan dihukum rakyat dengan tidak dipilih,” ujar Muslim.

Selain itu, Muslim melihat rakyat akan semakin pesimis dengan keberadaan partai dan wakil rakyat di DPR. “Bukannya membela rakyat, justru minta tambah gaji. Golput di Pemilu 2019 akan tinggi,” papar Muslim.

Sebelumnya, politisi PDIP Tagoer Abubakar, mengusulkan kenaikan gaji Presiden Jokowi.  Menurut Tagoer, gaji Presiden dianggap tidak signifikan dengan tanggung jawabnya sebagai Kepala Negara sekaligus Kepala Pemerintahan. Gaji Presiden tidak lebih besar dari gaji direktur BUMN.

Lucunya,  Jokowi dan PDIP dalam konsolidasi kekuasaan, semua perangkat negara diambilnya, seperti KPK diisi oleh orangnya "Jokowi', melalui Pansel yang semuanya perempuan, polisi, jaksa, dan bahkan untuk mengantisipasi adanya 'impeachment', maka MK pun sekarang di pasang orang-orang 'mereka'. Sungguh luar biasa. Bisa semuanya 'The all president men'. Begitu.

Istana pun sekarang diisi oleh orang-orang yang dekat dengan Mega, PDIP dan Mega. Rizal Ramli yang sok merakyat itupun, sowan ke Teuku Umar. Belum lagi BUMN dan berbagai pos strategis, komisarisnya diisi oleh orang Mega, PDIP dan orang dekat dengan kekuasaannya. Semua tujuannya 2019. Ingin menang lagi PDIP dan Jokowi? Sungguh? (afth/dbs/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version