JAKARTA (voa-islam.com) - Tak tanggung-tanggung langkah kebijakan yang dilakukan pmerintah Jokowi, 'menggadaikan' tiga bank nasional, yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional kepada Cina.
Ini langkah bunuh diri dengan menyerahkan tiga bank yang paling sehat kepada Cina. Bank Mandiri, Bank BNI, dan Bank BRI diserahkan kepada Cina. Penguasaan urat nadi ekonomi nasional kepada 'A Seng', maka ini secara de facto Indonesia dibawah penguasaan Cina.
Dibagian lain, tindakan pemerintahan Jokowi yang melego tiga bank nasional oleh Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (FITRA) menyarankan Presiden Jokowi membatalkan perjanjian utang antara Bank BUMN dengan Cina.
“Presiden Jokowi harus mengevaluasi Menteri BUMN dan perlu mengganti karena kinerja pengelolaan BUMN tidak berdasarkan konstitusi namun untuk kepentingan asing,” tegas Yenny Sucipto Seknas FITRA, Senin (21/9/2015).
Yenny mengatakan di masa kepemimpinan Rini Soemarno Menteri BUMN ini, uang negara untuk Penyertaan Modal Nasional (PMN) meningkat tinggi. Tapi tidak dibarengi deviden ke negara yang meningkat bahkan menurun.
Selain itu, ada kenaikan utang luar negeri dalam tubuh BUMN sektor keuangan perbankan. Pada saatnya nanti, utang BUMN itu bisa saja dilakukan tukar guling saham Cina di perbankan Indonesia. Sebelumnya Menteri BUMN, Rini Sumarno membawa Direktur Utama 3 bank BUMN ke Beijing, Cina, untuk menandatangani perjanjian utang dengan Bank Pembangunan Cina (Cina Development Bank (CBD).
Bank Cina ini memberikan utang senilai USD 3 miliar, atau sekitar Rp42 triliun kepada PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI). Total utang yang akan diberikan Cina adalah USD 50 miliar, atau setara Rp650 triliun (asumsi kurs USD 1=Rp 13.000).
Dengan dasar penyertaan modal itu, sejatinya terjadi pengambil-alihan secara diam-diam oleh Cina. Urat nadi kehidupan nasional telah diserahkan kepada Cina oleh Jokowi. (ms/dbs/voa-islam.com)