View Full Version
Rabu, 23 Sep 2015

Rupiah Bablas Rp16.000/1USD, Jokowi Ngacir ke Kalimantan Melihat Asap

JAKARTA (voa-islam.com) - Sungguh malang nasib rupiah, mirip Presiden Jokowi. Data Bloomberg, pada Rabu,  pukul 10.18 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot berada di level 14.628 per dollar AS. Ini merupakan level terlemah sejak 9 Juli 1998, di mana pada waktu itu mata uang rupiah berada di posisi 15.450 per dollar AS.

Dengan demikian, rupiah pagi ini melemah 0,5% dari posisi penutupan kemarin di level 14.552 per dollar. Sementara, nilai tukar rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) berada di level 14.623 per dollar. Artinya, rupiah keok 0,9% dari posisi kemarin di level 14.486.

Disinyalir, pelemahan rupiah terkait kesepakatan asumsi makro antara pemerintah, Bank Indonesia (BI), dan anggota DPR dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016.

Berdasarkan hasil kesimpulan rapat antara pemerintah, BI dengan DPR, Ketua Komisi XI Fadel Muhammad menyebutkan bahwa asumsi pertumbuhan yang disepakati sebesar 5,3%. Selain itu, nilai tukar rupiah disepakati sebesar Rp 13.900 per dollar AS.

Selain itu, disepakati pula inflasi 2016 sebesar 4,7% dan suku bunga SPN 3 bulan 5,5%. Pemerintah, BI, dan DPR juga menyepakati target pembangunan yang meliputi tingkat pengangguran sebesaf 5,2%-5,5%, tingkat kemiskinan 9%-10%,gini rasio 0,39%, dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 70,10.

Menurut David Sumual, Chief Economist PT Bank Central Asia, estimasi pertumbuhan ekonomi Indonesia ini lebih realistis. "Pada tahapan ini, dengan buramnya outlook suku bunga the Fed dan ekonomi China masih terus melambat, lebih baik menetapkan target konservatif," jelasnya kepada Bloomberg.

Selanjutnya, menurut David, nilai tukar rupiah tergantung dari bagaimana Bank Indonesia dapat menjaga level psikologis agar tidak menambah kekhawatiran pasar, level Rp14.500 per dollar AS merupakan level psikologis pasar.

"Kalau level Rp14.500 per dollar AS dilewati maka potensi tertekan hingga Rp14.700 per dollar AS akan terbuka," katanya.

Kondisi ekonomi terus memburuk, Presiden Jokowi  tak betah lagi  di Istana. Rencananya Idul Adha ini Jokowi ke Kalsel, melihat asap. Bisa jadi karena di Jakarta asap tidak kelihatan, maka perlu presiden satu ini berangkat ke Kalimantan. (sasa/dbs/voa-islam.com)

Editor: RF


latestnews

View Full Version