JAKARTA (voa-islam.com) - Jokowi itu hanya tukang 'apus-apus', berlagak miskin dan suka blusukan. Waktu kampanye ada baliho besar Jokowi, di situ pakaian Jokowi diberi bandrol allias harga, mulai dari baju, celana sampai sepatu yang tak lebih dari Rp 100 ribu.
Semua jenis pakaian yang dipakai Jokowi murahan. Ternyata itu, semua hanyalah proyek pencitraan yang tujuan menipu rakyat. Sejatinya Jokowi tak lebih penindas rakyat yang lebih kejam. Sekarang rakyat jelata setahun di bawah Jokowi semua menjerit. Sengsara.
Begitu menjadi presiden, pertama kali yang digencet dan dihancurkan rakyat jelata dengan membuat kebijakan menaikan BBM. Rakyat langsugn kelojotan. Sekarang ekonomi melambat, rupiah terkapar, inflasi menggunung, resesi menghantui, dan jurang kaya-miskin, menganga lebar. Sungguh luar biasa di era pemerintahan Jokowi.
Dibagian lain, pengamat politik Muhammad Huda menyindir Presiden Jokowi untuk menasehati sang istri, Iriana Jokowi, agar selalu menggunakan produk dalam negeri. Pasalnya, dalam sejumlah kesempatan, Iriana Jokowi terlihat menenteng tas impor mewah, salah satunya bermerek Chanel.
“Jokowi menyindir para ibu-ibu yang suka pakai tas impor, padahal istrinya Jokowi 'apusuka pakai tas Chanel. Ini kan memalukan, seharusnya Jokowi nasehati istri dulu,” tegas Muhammad Huda kepada intelijen, 23/9/2015.
Tak hanya itu, Huda mengingatkan bahwa Presiden Jokowi pun menggunakan produk impor. “Mobil kepresidenan sampai pesawat itu impor semua. Jokowi seharusnya proporsional saja terkait adanya impor,” jelas Huda.
Kata Huda, yang dibutuhkan rakyat sekarang ini sebuah kebijakan berpihak pada masyarakat kecil. “Pencitraan bagi-bagi sembako, maupun Kartu Sakti itu tidak dibutuhkan. Kalangan kelas menengah yang punya duit pun tidak akan menuruti Jokowi untuk tidak memilih barang impor. Semua itu sudah ada segmennya masing-masing,” jelas Huda.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menyindir perilaku orang Indonesia yang lebih bangga menggunakan produk luar negeri ketimbang produk dalam negeri. Tidak hanya bangga, kerap kali orang Indonesia memamerkan produk luar negeri di tiap kesempatan.
“Kita masih senang dengan produk impor. Sepatu kalau enggak impor enggak senang. Tas ibu-ibu kalau enggak impor malu memamerkan. Jam kalau enggak impor, impor pun yang mahal. Enggak usah tengok tanganlah,” kata Jokowi dalam sambutannya di Rakernas Partai NasDem ke-3 (21/09).
Soal kebiasaan Iriana Jokowi menggunakan tas-tas mewah sempat dituturkan mantan tim sukses Jokowi di Pilgub DKI Jakarta 2012, Nanik S Deyang.
Seperti dirilis fastnewsindonesia, Iriana Jokowi sering tampil dengan menenteng tas Chanel warna hitam. Saat mendampingi Jokowi dilantik sebagai Gubenur DKI Jakarta, Iriana memegang tas Chanel di tangannya.
Di kesempatan lain, saat Iriana menghadiri wisuda anak kedua Kahiyang Ayu di Universitas Sebelas Maret, Solo Jawa Tengah, Iriana juga menenteng tas Chanel di tangan kanannya.
“Ibu kalau beli tas yang branded di Plaza Indonesia. Mereknya kalau gak salah, Chanel harganya Rp 60 jutaan. Kalau belanja tas, Ibu selalu perintahkan asisten untuk ke mal, biasanya ibu sudah berikan jenis tas apa yang akan mau dibeli,” ujar sumber fastnewsindonesia.
Presiden Jokowi harusnya menjadi tauladan. Antara ucapan dan perbuatannya harus sejalan. Tidak mendua. Harus jujur. Jokowi menjadi presiden dan panutan rakyat. Bagaimana bisa dipercaya rakyat, kalau sudah tidak jujur, antara ucapan dengan perbuatannya tidak sesuai. (sasa/dbs/voa-islam.com)