View Full Version
Kamis, 01 Oct 2015

Indonesia Punya Falsafah Sendiri, maka Tidak Perlu Ikuti PKI atau Falsafah Asing

JAKARTA (voa-islam.com)- Faham komunisme yang bertentangan dengan Pancasila dan konstitusi Indonesia harus ditolak. Apapun organisasi dan pergerakannya pun harus diusir jauh dari Indonesia. Dengan slogan hidup merata, hingga anti tuhan adalah salah satu ciri khas faham atau pemikiran komunisme di manpun berada. Demikian yang dikatakan Mantan Komandan Jenderal Kopassus, Mayor Jenderal Tentara Nasional Indonesia (Purn), Muchdi Purwoprandjono saat ikut menyaksikan film pemberontakan G30 S PKI di kantor Pelajar Islam Indonesia, Menteng Raya, No. 58 Jakarta Pusat, Rabu malam (30/09/2015).

Mantan Kopassus ini juga menyatakan bahwa komunisme merupakan anti tuhan yang sangat ekstrim, hingga faham atau golongan ini menyebut tuhan adalah sampah. “Saya sebagai umat Islam, tentunya mereka bertentangan dengan umat Islam itu sendiri. Pancasila kan telah jelas, yakni di Sila Pertama. Tetapi mereka justru menganggap agama sebagai sampah masyarakat,” tegasnya.

Selain itu, komunisme pun menurutnya menyebut bahwa agama adalah candu, dan mesti dihindari. Dan baginya, faham komunisme tidak cocok diterapkan di Indonsia yang menganut tuhan sebagai substansi dalam hidup bernegara. “Dan candu, itulah paham komunis. Bagi saya no way bagi paham komunis di Indonesia!” tambahnya tegas.

Dengan adanya DPR dan MPR RI ia meminta sosialisasi tentang Pancasila agar terus diterapkan kembali. Hal ini menurutnya dapat membentengi masyarakat Indonesia dari faham yang ‘anti tuhan’ ini.

Selain itu, sebagai contoh bila pada waktu Orba (orde baru) memiliki pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila (P4), seharusnya hal ini bisa dipakai kembali. Akan tetapi jika tidak sesuai atau ada yang kurang dari P4 tersebut, maka ia meminta DPR/MPR RI untuk merumuskan kembali bagaimana baiknya untuk membendung PKI di Indonesia.

“DPR dan MPR ada memasyarakatkan Pancasila. Jika pada Orde Baru ada P4. Dan saat ini apa yang sekiranya pas. jika dari P4 itu kurang benar, ya dibenarkan untuk membendung PKI,” sarannya.

Ia menyampaikan demikian karena saat ini Indonesia sebagai Negara yang memiliki falsafah bangsa Pancasila sudah mulai memudar. Sebab itu, ada baiknya menurutnya pengamalan Pancasila dihidupkan kembali tanpa mengekor dan mengadopsi sistem Asing yang tidak sesui dengan iklim politik Indonesia.

“Saya lihat pengamalan Pancasila sudah mulai hilang, saya melihat itu. Makanya saya dukung MPR dan DPR mencoba menerapkan kembali. Dan kita janganlah ikuti paham asing. Kan kita punya paham sendiri falsafah bangsa. Itu harus diamalkan,” ujarnya.

Acara pemutaran film ini, dihadiri Pelajar Islam Indonesia (PII), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Pemuda Islam Indonesia, Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah (IMM). (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version