View Full Version
Sabtu, 03 Oct 2015

Patung Petani Sandang Senjata di Jakarta Bukti Masih Eksisnya PKI

JAKARTA (voa-islam.com)- Penghianatan PKI terhadap NKRI baru saja diperingati oleh pemerintah, masyarakat, ulama, tokoh, dan para keluarga besar TNI beberapa waktu lalu. Salah satunya yakni di Monumen Pancasila Sakti (Lubang Buaya), di mana presiden dan para tokoh menghadirinya.

Namun demikian, simbol-simbol PKI yang muncul masih saja terjadi, sebut saja beberapa waktu lalu di salah satu daerah Indonesia yang dikemas dengan sebuah parade. Dan tentunya ini dinilai oleh masyarakat merupakan isyarat bahwa organisasi 'penghianat' tersebut masih eksis di negeri ini. Padahal, di tap MPR RI telah jelas bahwa PKI dan segenap simbol atau atributnya dilarang keras untuk beredar.

Kiai Cholil, salah satu tokoh ulama dan tokoh Betawi misalnya mencontohkan, bahwa simbol-simbol PKI di Jakarta pun masih ada yang eksis. Salah satunya ia menyebut patung petani yang sedang menyandang senjata di kawasan bundaran ‘Tugu Tani’, Menteng. Menurutnya, simbol patung tersebut memiliki makna yang sama dengan pemberontakan khas PKI, yaitu para petani yang dipersenjatai.

"Patung di Menteng itu pun berlambang PKI. Di mana petani dipersenjatai (simbol angkatan ke V)," sebutnya.

Untuk itu, ia mengusulkan kepada pemerintah daerah maupun pusat agar patung petani yang "berlambang" PKI tersebut dibongkar. Dan ia meminta kepada masyarakat agar usulan ini didukung.

"Sebab itu saya usulkan agar patung petani yang berada di Menteng itu untuk dibongkar," ujarnya.

Selain itu, di bidang pendidikan ia meminta kepada pemerintah agar kurikulum tentang penghianatan PKI kembali dimasukkan. Hal ini ia nyatakan karena anak-anak atau cucu-cucu bangsa Indonesia harus tahu mengetahui seperti apa kejahatan PKI di Indonesia.

"Belum lagi buku-buku sejarah SD, di mana PKI telah dihapus. Anak-cucu mestinya harus tahu bahwa sejarah penghianatan PKI itu ya memberontak. Dan arus dimasukkan kembali ke dalam kurikulum," harapnya.

Jika ada yang tidak menyetujui kurikulum penghianatan PKI kembali dimasukkan ke ranah pendidikan, maka itu sama saja yang menolak itu bisa dikatakan terindikasi ajaran atau faham PKI.

"Jika ada menteri tidak setuju, maka mereka simpatisan PKI," sambungnya.

Ia hadir dalam Ziarah dan Doa dalam memperingati Hari Penghianatan PKI terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia di Lubang Buaya, Monemen Pancasila Sakti beberapa waktu lalu di Jakarta. Hadir pula aktivis, ustadz, masyarakat, serta mantan Komandan Kopassus. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version