View Full Version
Selasa, 06 Oct 2015

Paket Kebijakan Ekonomi Tidak 'Nendang' jika Nyatanya APBN Tidak Terserap Baik

JAKARTA (voa-islam.com)- Daya beli ternhyata dipengaruhi oleh jumlah atau populasi masyarakat di suatu negara. Indonesia, yang memiliki populasi 240 juta jiwa atau mungkin lebih pun memiliki pegaruh besar di saat masyarakat merespon daya belinya.

“Tapi pasar yang besar itu menjadi tidak berarti jika sebagian besar dari 240 juta penduduk itu daya belinya rendah,” tulis Ferry Koto dalam akun Twitter pribadinya.

Ferry yang merupakan usahawan ini meminta kepada pemerintah agar, dengan banyaknya jumlah penduduk yang ada di Indonesia dapat dibantu untuk merangsang daya beli. Dan jika hal ini dilakukan oleh pemerintah, ia meyakini ekonomi yangs edang lesu dapat merangkak secara perlahan.

“Disinilah diharapkan peran pemerintah: untuk memberikan stimulus-stimulus, program-program yang bisa menderek naik daya beli masyarakat, apalagi saat krisis ini.”

Selain itu, hal yang dapat dilakukan ialah pemerintah diminta untuk menurunkan harga BBM yang tengah menaik. Walau terkesan populis, Ferri yakin hal itu pun dapat mendorong perekonomian bangsa.

Kebijakan menurunkan BBM ini hemat saya, smart. Walau terkesan populis, tapi akan berefek langsung pada masyarakat.” Kemudian ditambah lagi menurunkan suku bunga yang ada untuk membantunya.

Menurutnya, jika hal demikian diterapkan pemerintah, maka ini akan menjadi jawaban langsung yang efeknya dirasakan oleh masyrakat secara langsung. Pun termasuk para pengusaha.

“Kebijakan semacam inilah yang ditunggu pasar, akan langsung berefek ke masyarakat, tingkatkan daya beli dan gairahkan dunia usaha yang sudah eksis.”

Dari masukkan itu semua, tidak lupa pula ia mengingatkan kepada pemerintah untuk melakukan tindakan dengan menyerap anggaran yang lebih besar. Dengan begitu, paket kebijakan yang digadang-gadangkan ‘menendang’ akan terasa ‘menendang’.

“Akan lebh ‘nendang’ jika kebijakan tersebut diikuti dengan peningkatan belanja pemerintah, segera perbesar serapan APBN, belanjan-belanjab-belanja.” (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version