View Full Version
Sabtu, 10 Oct 2015

PKS Riau, Disaster Asap dan Tidak Tegasnya Jokowi Terhadap Pelaku Pembakaran Hutan

RIAU (voa-islam.com) - Jokowi hanya kelalang-keliling ke tempat-tempat kebakaran hutan, baik di Sumatera dan Kalimantan, tapi tidak melakukan tindakan tegas terhadap perusahaan-perusahaan yang melakukan pembakaran hutan, yang ingin membuka lahan baru bagi perkebunan kelapa sawit.

Mengapa sampai sekarang pemerintah Jokowi tidak tegas terhadap perusahaan yang sengaja membakar hutan? Karena, sebagian besar pelakunya perusahaan yang dimiliki oleh para 'taoke' Cina. Jadi hukum menjadi tumpul. Padahal, dampak dari asap yang sekarang menyelimuti wilayah Sumatera dan Kalimatan, mempunyai dampak yang sangat luar biasa bagi kehidupan warga.

Bahkan, kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimatan telah menjadi headline news (berita utama) media  internasional, seperti CNN, Aljazeera, dan sejumlah media lainnya. Artinya, media internasional memiliki kepedulian yang sangat luar biasa. Jutaan orang di Sumatera dan Kalimantan, menghadapi kehidupan yang sangat buruk. Tapi,  tidak ada tindakan yang tegas. Padahal, kasus kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan sudah berlangsung setiap tahun. 

Dibagian lain, Dewan Pimpinan Wilayah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Provinsi Riau memakai kantor sekretariatnya sebagai tempat evakuasi bagi korban kabut asap. "Kami buka posko untuk lansia, bayi dan ibu hamil untuk antisipasi asap. Karena banyak kasusnya bayi baru lahir kesulitan rumahnya tak ada pendingin udara. Ambulans juga sudah sedia. Ini segera diambil tindakan," kata Ketua Umum DPW PKS, Hendri Munif di Pekanbaru, Jumat (9/10/2015).

Dian Suheri, yang menjadi tanggungjawab posko mengatakan satu ruangan di lantai 1berkapasitas untuk empat keluarga. Kemudian di lantai dua dengan ruangan 4 x 6 juga tersedia empat yang lengkap dengan pendingin udara.

"Kedatangan dua keluarga menginap, itu dijemput dengan siapkan ambulans. Dilengkapi alat-alat dan tenaga medis kerjasama dengan klinik seperti Insani dan Rumah Zakat," ujarnya.

Kemudian, lanjutnya, untuk masyarakat yang tidak menginap namun berobat ke posko juga telah banyak. Selama dua hari, kata dia, sudah 23 orang melakukan pemeriksaan "Kita akan tetap siagakan posko dengan ruang tamu disulap jadi kasur, oksigen, tenaga medis, dan alat pendukung lainnya. Hari ini memang sudah cerah tapi siapa tahu besok ada lagi asap," sebutnya.

Ditambahkannya bahwa memang pihaknya tidak bisa menampung banyak, tapi ini inspirasi bagi lembaga lainnya yang punya ruang berpendingin udara. Kalau semua partai bisa membuat seperti ini pasti akan terbantu daripada marah-marah saja, lebih baik "action" walaupun kecil.

"Kita lihat masyarakat marah sepertinya ke partai politik dan dewan. Kalau ke pemerintah tidak asing lagi, makanya kita jawab dengan posko ini dua minggu lagi. Kalau membagi masker kita sudah tak terhitung lagi," jelasnya.

Bendahara Umum Markarius Anwar menambahkan respon terhadap posko ini cukup luar biasa dari luar Riau. Banyak pihak ingin membantu menanya nomor rekening dan sekarang sedang disiapkannya. 

Sampai sekarang partai-partai politik di pusat, tidak ada memiliki perhatian yang serius atas terjadinya 'disaster' (bencana) yang begitu dahsyat, dan membiarkan kehidupan rakyat di Sumatera dan Kallimantan menderita. Di DPR partai-partai politik hanya sibuk tentang agenda politik, dan membicarakan revisi UU KPK. Bukan memikikran rakyat.

Sementara itu, rakyat yang sudah menderita itu, hanya diberi buku oleh Jokowi, bukan adanya tindakan yang tegas terhadap perusahaan yang melakukan pembakaran hutan,  siapapun pemilikinya. Aparat penegak hukum pasti sudah tahu, perusahaan mana yang melakuan kejahatan kemanusiaan itu.

Berdasarkan  laporan pada periode Januari - September 2015, penderita ISPA di Kalsel sebanyak 289.334 jiwa. Banjarmasin menyumbang 73.693 orang, Kabupaten Banjar 37.020 orang, dan Kabupaten Barito Kuala 32.656 jiwa. Kelompok balita yang menderita ISPA sebanyak 125.942 jiwa dan usia lebih dari 5 tahun tercatat 163.392 jiwa. "Sementara, jumlah penderita ISPA masih di bawah penderita tahun 2014, sebanyak 404.863 jiwa," ujar dia.

Adapun bila dihitung dari periode Juli - September 2015 berdasarkan puncak musim kemarau dan kebakaran lahan, penderita ISPA di Kalsel sebanyak 86.450 orang. Angka itu melonjak naik dibandingkan periode yang sama tahun 2014, sebanyak 55.115 jiwa. Menurut dia, sudah 7.900 masker yang disebar kepada masyarakat di Kalimantan Selatan. Saat ini, pasokan masker masih tersisa 2.000-an. Belum lagi berapa banyak penderita ISPA di Sumatera? Sangat menyedihkan.  (sasa/dbs/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version