JAKARTA (voa-islam.com)- Komite Pemantau Legislatif (KOPEL) Indonesia mengajak masyarakat dalam Pilkada mendatang untuk memilih pemimpin yang mempunyai nilai integritas dan visoner dalam membangun daerah. Bukan sebaliknya yang menciptakan pemimpin yang bermental korup.
“Pilkada nanti harus diposisikan sebagai momentum untuk mendapatkan pemimpin yang visioner dan berintegritas. Sangat disayangkan bila kemudian yang muncul adalah orang-orang yang korup,” ujar Direktur KOPEL Indonesia, Syamsuddin Alimsyah sebagaimana yang tertulis di rilis yang didapat tim redaksi voa-islam.com.
KOPEL mencatat hingga sekarang ini terdapat 331 Kepala Daerah yang terjerat hukum termasuk kasus korupsi. Terakhir hasil pengembangan operasi tangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Gubernur Sumatera Utara, Gatot Pujo Nugroho yang juga melibatkan para elite NASDEM. Semua itu disebabkan lemahnya pengawasan publik terhadap proses jalannya pilkada.
“Masyarakat saat itu minim informasi terhadap rekam jejak para kandidat, sehingga boleh jadi salah dalam menjatuhkan pilihannya kepada orang-orang yang justru bernafsu berkuasa dan korup dalam pemerintahan.”
Menurutnya menjadi penting masyarakat sejak awal diberi akses untuk mengenal lebih jauh rekam jejak kandidat agar lebih kritis dalam menggunakan hak pilihnya. Rekam jejak tersebut, tidak hanya terkait dengan profiling aktivitas dan profesi kandidat selama ini, tapi yang lebih penting adalah rekam jejak pengabdian kemasyarakatannya termasuk prilakunya sendiri dalam kaitan hukum. Termasuk pula kinerjanya saat dipercaya menjadi Kepala Daerah sebelumnya.
“Kita terkadang terpengaruh dengan kampanye yang heroik. Janji-janji yang surgawi. Celakanya yang menjanjikan itu adalah mereka yang pernah dipercaya memimpin di daerah bersangkutan namun kinerjanya buruk. Bayangin kalau APBD saja di saat kepemimpinannya terlambat terus dan kena finalty dari pusat. Apa yang layak dipertahankan dari mereka.” (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)