View Full Version
Kamis, 15 Oct 2015

Dianggap Membunuh Buruh Indonesia, Jokowi Diminta Membaca RUU Pengupahan

JAKARTA (voa-islam.com)- Ribuan buruh kembali berunjuk rasa. Mereka menuntut pemerintah agar tidak menandatangani RUU Pengupahan untuk buruh. Mereka menilai RUU tersebut merugikan para kaum  buruh, yakni melanggengkan upah murah.

“Kami menuntut dan akan melawan rezim Jokowi agar tidak menandatangani RUU Pengupahan buruh,” ucap salah satu orator aksi siang tadi (15/10/2015) di depan Istana Negara, Jakarta Pusat.

Buruh menilai apa yang dilakukan pemerintah, jika menandatangani RUU Pengupahan, maka sama saja pemerintah saat ini membunuhnya. Dan buruh menganggap rezim Jokowi telah melakukan kriminalisasi terhadap seluruh buruh di Indonesia.

“Bicara pengupahan, upah adala jantung. Upah adalah urat nadi. Kami, komite rakyat, kami tolak RPP dan kriminalisasi terhadap buruh Indonesia,” tambahnya yang disambut pekikan ‘hidup buruh’.

Buruh mengancam, jika sampai RUU Pengupahan itu disahkan, maka buruh yang berada di seleruh Indonesia akan melakukan maksi mogok nasional. “Rezim ini tidak berpihak pada rakyat dan buruh Indonesia. RPP disahkan, buruh akan mogok nasional,” ancamnya.

Seharusnya, lanjutnya, Jokowi sebagai presiden melakukan cek dan ricek terlebih dahulu di dalam mengambil keputusan. Karena buruh menilai Jokowi acapkali dianggap tidak teliti, atau pernah ditemukan Jokowi tidak membacanya.

Jokowi-JK tokoh kaum pemodal. Tandatangan, apa Jokowi udah baca atau belum?” tanyanya.

Aliansi yang tergabung ini diikuti dari berbagai elemen buruh. Di antaranya FSPSI, SGBN, PPMI, Federasi GSPB, dan lainnya. Para buruh pun sempat melakukan sholat zuhur berjamaah di depan istana Negara. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version