JAKARTA (voa-islam.com)- Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) menginginkan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla turun dari jabatannya. IMM menilai, keduanya sudah tidak layak memimpin bangsa dan Negara.
Presiden yang mempresentasikan diri sebagai wong cilik, yang mampu mengangkat kesejahteraan rakyat, mengangkat harkat dan martabat bangsa di mata dunia dengan visi Trisakti dan semangat Pancasila ternyata harus terkubur dalam-dalam.
IMM melihat semangat Pancasila sudah tidak lagi dijadikan spirit, Trisaksti sekedar retorika politik semata, Nawacita jadi dukacita. Dan kedaulatan semakin jauh menjadi kenyataan
Selain itu, kebijkan ekonomi di bawah kepemimpinan Jokowi-JK malah semakin liberal, yakni dengan membuka keran liberalisasi di semua sektor. Sebagai contohnya saja BBM disesuaikan dengan harga pasar, membuka keran investasi seluas-luasnya ditunjang dengan paket deregulasi yang cenderung “menjual” daripada “menguntungkan” Negara.
Jokowi juga ingkar janji karena sebelumnya berjanji mengembangkan karya ESEMKA, namun nyatanya tidak demikian. Kemudian, alih-alih ingin menciptakan lapangan kerja, Jokowi justru dinilai oleh IMM memberikan karpet merah kepada ribuan tenaga kerja asing.
Dari sekian persoalan, IMM menilai karena Jokowi tidak memiliki leadership, dan juga dapat dikatakan lemah. “Setahun memimpin, politik semakin gaduh. Leadership lemah. RI di era Jokowi layaknya republic multipilot. Karena Jokowi tidak dapat melepaskan diri dari kepentingan elit politik dan para pemilik modal besar di belakangnya,” demikian rilis yang didapat voa-islam.com di lapangan, depan gedung DPR/MPR RI, kemarin (20/10/2015).
Sebab itu, IMM menuntut Jokowi segera mundur dari tampuk kekuasaannya. IMM meminta juga perpanjangan kontrak dengan Freeport untuk segera dihentikan. Dan IMM meminta pula agar penanganan asap di Sumatra dan Kalimantan dituntaskan. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)