View Full Version
Selasa, 27 Oct 2015

Karena Asap, & Memilih Kabur ke AS, Presiden Mempermalukan Dirinya Sendiri

JAKARTA (voa-islam.com)- Menanggapi ucapan Menkopolhukam, Group Muda Indonesia yang menyatakan "masa pemerintah yg mau madamin? Kalau kau bilang ini bencana nasional, enak di mereka", adalah sebuah pernyataan sangat picik, tidak bertanggungjawab dan tidak pantas keluar dari mulut seorang pejabat negara setingkat Menkopolhukam.

“Kami setuju keadilan perlu ditegakan terkait keserakahan penguasaan jutaan hektare lahan oleh segelintir taipan, saudagar dan perusahaan asing yg di-back up oleh para marsose dan bodyguard politik yang dibayar secara recehan. Karena serakahan tersebut telah menimbulkan kerusakan lingkungan yg sangat hebat dan telah memakan korban jiwa, bahkan puluhan juta orang terserang ISPA sangat akut, tak bisa bekerja di laut maupun di darat, demikian juga anak anak sekolah harus diliburkan,” demikian rilis yang didapat wartawan voa-islam.com beberapa waktu lalu.

Rakyat (khususnya anak bayi, ibu hamil dan para lansia) di Riau dan Kalimantan sedang bertarung nyawa dan kesehatannya melawan asap pekat, sementara di Jakarta, Pemerintah yg diamanatkan oleh konstitusi "melindungi segenap tumpah darah Indonesia" masih berpikir untung rugi mirip pedagang klontongan dalam mengambil sebuah kebijakan untuk tindakan penyelamatan.

“Sebagian para pembela pemerintah malah sibuk menebar argumentasi sampah bahwa kebakaran hutan adalah isu yang dimainkan oleh kekuatan anti pemerintah, karena kebakaran hutan telah berlangsung puluhan tahun, jadi tidak pantas disalahkan kepada Presiden Joko.”

Masalahnya, jika sudah tahu pembakaran hutan dan lahan rutin terjadi di saat musim panas, apalagi BMKG telah memprediksi akan terjadi elnino panjang dalam beberapa bulan ke depan, kenapa pemerintah tidak melakukan antisipasi pencegahan untuk meminimalisasi pembakaran lahan atau kebakaran hutan akibat elnino.

Bukankah di sejumlah negara yg pemerintahnya punya jiwa tanggungjawab, dalam menghadapi bencana seperti anging topan dengan kecepatan tinggi saja bisa diprediksi kedatangannya, melakukan antisipasi dengan evakuasi terhadap penduduk untuk meminimalisasi korban? Kenapa untuk urusan elnino, panas dan asap yang sudah terprediksi tak bisa dicegah untuk meminimalisasi pembakaran lahan dan korban jiwa?

“Berangkat dari pernyataan Menkopolhukam di atas, kami menilai pemerintahan Joko-Kalla tidak bertanggungjawab melindungi segenap tumpah darah Indonesia yang diamantkan oleh konstitusi, telah melakukan pembiaran terhadap pembakaran lahan dan pembiaran terhadapan jatuhnyannya korban jiwa akibat dari asap pekat.”

Kunjungan kerja Presiden ke Amerika akan mempermalukan diri Presiden Joko di dunia international yg sangat sensitif dengan isu lingkunhan hidup, karena di saat yang sama sedang berlangsung bencana pembakaran lahan dan hutan, asap dan kekeringan yang terjadi di seluruh Indonesia yg mengancam keselematan rakyat Indonesia, yang tidak tertangani secara kompeten dan maksimal oleh pemerintahan Joko-Kalla.

Terkait sangsi terhadap pembakaran lahan yg sengaja dilakukan oleh perusahaan perusahaan perkebunan, kami serukan kepada penegak hukum untuk selain menghukum penjara seumur hidup para pemilik lahan dan perusahaan yg membakar lahan. Pemerintah Joko juga harus tegas menegakan keadilan sebagaimana yg disampaikan Menkopolhukam Luhut, yaitu mencabut izin dan mengambilalih seluruh lahan dan kebun yg menjadi milik perusahaan yg sengaja membakar lahan untuk menjadi milik negara sebagai ganti rugi atas berbagai kerugian lahir maupun batin yg diderita oleh rakyat maupun negara.

“Terakhir, dalam kasus pembakaran lahan dan penanganan Asap, lagi-lagi Presiden Joko, Wapres JK dan para menterinya menunjukan dirinya tidak bertannggungjawab dan tidak kompeten dalam memimpin negara dan mengurus rakyat.” (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version