JAKARTA (voa-islam.com)- Buruh Indonesia ingatkan Presiden Joko Widodo untuk tidak menganggap mereka sebagai rakyat kelas kedua. Jokowi diingatkan, bahwa buruh saat ini tidak seperti dulu yang hanya 'mengangguk' dan menjadi bagian pelengkap saja di dalam perusahaan.
“Jokowi harus lihat jika saat ini buruh sudah sangat cerdas. Jangan anggap kami hanya bagian darin komponen pelengkap saja,” kata salah satu orator, tadi siang (28/10/2015) di depan istana Negara, Jakarta Pusat.
Di samping itu, orator buruh ini mengatakan bahwa apa yang terjadi saat ini, dimana PP Pengupahan yang telah ditetapkan sebagai kebijakan, terlihat seperti ada yang bermain di antara pimpinan serikat buruh. Pasalnya PP itu diyakini olehnya tidak akan terbit, namun ternyata tidak demikian.
“Sebelum kita melawan pemerintah Jokowi, kita harus berani melawan pimpinan-pimpinan buruh di antara kita. Itu yang seharusnya dilawan. Dan tanyakan kepada pimpinan kita, mengapa PP itu terbit, disetujui, dan ditetapkan sebagai peraturan?” tanyanya kepada ribuan buruh yang hadir.
Hal ini ia anggap sebagai rasa kecewa yang mendalam. Pasalnya, pimpinan dari buruh maupun pemerintah melihat buruh seperti tidak ada di dalam Indonesia. “Kita pun dianggap tidak ada oleh Presiden Joko Widodo,” tambahnya.
Melihat hal itu, maka orator ini berjanji akan kembali ke depan istana Negara pada tanggal 30 Oktober mendatang dengan membawa massa aksi yang lebih besar. Bahkan ia mengancam akan mematikan semua produksi di perusahaan-perusahaan di mana para buruh bekerja.
“Kita akan kembali pada tanggal 30 Oktober mendatang. Jika kita satu komando, maka kita akan tutup akses pabrik. Kita hentikan pula produksinya. Jalan Sunter dan Bekasi akan kita lumpuhkan dengan kehadiran buruh,” ajaknya. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)